Trisubekti Adiliya, Anggota Paskibraka Jawa Timur 2016
Pernah Gagal, Tapi Akhirnya Terpilih Jadi Paskibraka Jawa Timur
Jumat, 05 Agustus 2016 13:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Kota - Trisubekti Adiliya (17), inilah nama lengkap pelajar kelas Xll IPS 4 SMA Negeri 2 Bojonegoro yang lolos seleksi petugas Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat Provinsi Jawa Timur. Dia menjadi wakil Kabupaten Bojonegoro dalam pengibaran bendera pusaka pada Upacara HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 2016 di Surabaya.
Siswi dengan tinggi badan 170 centimeter itu menjadi yang terbaik dari ratusan pelajar peserta seleksi Paskibraka tingkat SLTA di Bojonegoro. Pelajar yang biasa dipanggil Lia ini tidak sendirian. Tepatnya besok, Sabtu (06/08), Lia akan berangkat bersama Daffa Allam Giffari (16), siswa kelas Xl IPS 1 SMA Negeri 1 Bojonegoro menuju Surabaya. Keduanya akan menjalani karantina sebelum bertugas sebagai Paskibraka. Daffa juga lolos bersama Lia dalam seleksi yang dilakukan beberapa pekan lalu di Surabaya.
Sebelum keberangkatannya ke Surabaya, Lia sudah menjalani pelatihan selama kurang lebih 4 bulan di Bojonegoro. Dia bersama 74 petugas Paskibraka Kabupaten Bojonegoro digembleng latihan rata-rata 5 jam setiap hari.
Lia mengaku senang dan bangga bisa terpilih menjadi wakil Bojonegoro sebagai petugas Paskibraka Provinsi (PasProv). Selain menambah pengalaman, sekarang kedisiplinan menjadi pelajaran utama baginya. Orang tuanya sendiri sangat mendukung terutama sang ayah. Hanya sedikit ada kekhawatiran dari sang ibu terhadap anak bungsu dari tiga saudara tersebut.
"Ayah senang dan bangga, cuma ibu terkadang khawatir kalau anaknya kepanasan takut sakit dan tambah hitam," ungkapnya.
Selain menjadi petugas Paskibraka Lia juga sudah beberapa kali meraih prestasi di bidang baris - berbaris. Di antaranya dalam kejuaraan PBB tingkat SLTA se-Jawa di Lamongan setahun yang lalu dan berhasil meraih juara 3. Selain itu dalam kejuaraan di Cepu, ia dan regunya juga berhasil meraih juara pertama dalam lomba PBB.
Mental juara itulah yang membuat semangat juang Lia dalam meraih prestasi terus tumbuh. Pada tahun 2015 lalu ketika Lia masih duduk di bangku kelas XI pernah mengikuti seleksi petugas Paskibraka Kabupaten Bojonegoro namun gagal. Namun hal tersebut tidak membuat ia putus asa, tahun 2016 ini bahkan ia mampu lolos menjadi petugas Paskibraka Provinsi Jawa Timur.
"Dulu saya tidak lolos karena waktu itu sakit, tapi banyak dimotivasi untuk ikut lagi, alhamdulillah berhasil," tuturnya.
Lia saat ini tinggal di Jalan Gajah Mada Gang Modin No. 51 Bojonegoro. Meski latihan menjelang hari H sangat menyita waktu untuk belajar, para guru dan teman-temanya turut bangga dan memberikan dukungan. Bahkan gurunya pun menjadikan Lia sosok yang bisa dijadikan teladan bagi siswa-siswi lain karena prestasi yang diraihnya.
Di sekolah ia juga mengikuti ekstrakulikuler Paskibraka, yang sangat mendukung sebagai dasar ilmunya dalam baris-berbaris. Siswi yang sedikit pemalu tersebut mengaku bercita- ita menjadi seorang Polisi Wanita (Polwan) suatu saat nanti. Ia bercerita senang jika suatu saat bisa menjadi seorang Polwan, menurutnya profesi tersebut sangat menarik dan membanggakan.
"Dari SMP saya bercita-cita menjadi Polwan, ya senang rasanya kalau bisa jadi Polwan," tuturnya dengan tersenyum.
Selain itu Lia juga bercerita, sosok yang bisa menginspirasi dia untuk terus belajar dengan tekun dan giat. Ia adalah Supriyanto, sang pelatih Paskibraka Kabupaten Bojonegoro. Menurutnya, pelatihnya tersebut sangat serius dan disiplin saat mengajar, setiap ucapannya bisa menjadi motivasi bagi anak-anak. Ketika waktu senggang beliau juga bisa bercanda bersama anak didiknya.
"Tahu orangnya tegas disiplin bener-bener mendidik. Rasanya kalau latihan kurang, kalau gak ada Pak Priyanto," imbuhnya.
Siswi pecinta makanan telur ayam ini mengatakan, ia sangat senang dengan motivasi yang selalu diberikan oleh pelatihnya tersebut. "Kalau kamu gak bisa baik, matilah kau," ujar Lia menirukan ucapan pelatihnya itu.
Saat ini ia sudah mampu merasakan manfaat setelah mengikuti pelatihan Paskibraka. Karena ajaran kedisiplinan sekarang telah mampu mempengaruhi kehidupannya sehari-hari. Dari tadinya ia malas bangun pagi sekarang mulai rajin. Selain itu banyak ajaran kebersamaan yang diperolehnya selama menjalani latihan.
"Di sekolah juga semakin dikenal teman-teman, kadang malu, kadang bangga tapi seru juga," pungkasnya seraya tertawa kecil. (pin/tap)