Cak Nun Sebut Aksi Penggandaan Uang Kanjeng Dimas Itu Wajar
Sabtu, 22 Oktober 2016 07:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kasiman - Budayawan Emha Ainun Najib atau akrab dikenal Cak Nun bersama Kiai Kanjeng, menghadiri tadabbur dan sedekah bumi Desa Batokan Kecamatan Kasiman, Kabupaten Bojonegoro, Jumat (21/10/2016) malam. Dengan gaya khasnya Cak Nun sempat menyinggung isu-isu publik yang sedang hangat diperbincangkan.
Pria asal Jombang itu juga mendapat pertanyaan menarik dari para jamaah. Di antaranya mengenai seputar isu Pilkada Jakarta, toleransi umat beragama dan aksi penggandaan uang oleh Kanjeng Dimas Taat Pribadi di Probolinggo, Jawa Timur. Cak Nun menyebut aksi Kanjeng Dimas merupakan perkara wajar saat ini.
"Coba kita pikir bareng-bareng. Sebesar 86 persen perputaran uang di Indonesia, itu ada di Jakarta. Sedangkan 14 persen sisanya dibagi pada wilayah lain, termasuk di sini," papar Cak Nun menjawab pertanyaan tentang Pilkada DKI Jakarta.
Menanggapi hal tersebut, bagi Cak Nun, maka wajar-wajar saja jika terjadi aksi penggandaan uang. Kegiatan penggandaan uang tersebut dipercaya oleh banyak orang. Dan menurutnya itu merupakan kondisi nyata umat Islam saat ini.
Pernyataan itu disambut dengan decak kagum dan tepuk tangan jamaah. Termasuk Sholihin, pemuda dari Kabupaten Tuban yang menyempatkan datang. Dia mengaku sangat senang bisa mendengarkan langsung ceramah sang budayawan. Dia datang bersama rombongan yang jumlahnya puluhan.
"Tentu sangat senang. Ini merupakan kesempatan langka yang belum tentu terjadi setiap hari. Apa yang disampakan sungguh segar dan mencerdaskan," kata Sholihin dijumpai BBC di sela-sela acara.
Acara tadabbur dan sedekah bumi yang diiringi juga oleh musik Kiai Kanjeng itu dihadiri oleh ribuan orang. Menurut Kapolsek Kasiman, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ridwan, jamaah yang hadir dalam pengajian Cak Nun dan Kiai Kanjeng diperkirakan lebih dari 5.000 orang. (rul/moha)