Sat Reskrim Polres Bojonegoro Tangkap Seorang Pemuda Pelaku Aksi Pornografi

Senin, 18 Mei 2020 16:30 WIBOleh Tim Redaksi Editor Imam Nurcahyo

Bojonegoro - Kapolres Bojonegoro AKBP M Budi Hendrawan SIK MH, dalam konferensi pers yang digelar Senin (18/05/2020) siang di Mapolres Bojonegoro menuturkan bahwa anggota jajaran Sat Reskrim Polres Bojonegoro, telah berhasil menangkap seorang laki-laki pelaku pornografi, yang melakukan aksinya pada Senin (11/05/2020) lalu.di Jalan raya Kedungadem- Sugihwaras tepatnya di Desa Kepoh Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro.

Pelaku tersebut berinisial ANC (37) itu ditangkap petugas di Desa Kedungadem Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro, setelah dilaporkan oleh korbannya.

Kapolres Bojonegoro, AKBP M Budi Hendrawan SIK MH menjelaskan bahwa kronologi kejdian tersebut bermula pada Senin (11/05/2020), korban seorang perempuan warga Kecamatan Kedungadem, sedang menuju ke salah satu minimarket. Waktu di tengah perjalanan di jalan raya Kedungadem – Sugihwaras tepatnya di Desa Kepoh Kecamatan Kedungadem, tiba-tiba tersangka ANC yang juga mengendarai sepeda motor, memepet korban sambil melakukan aksi pornografi dengan mengeluarkan alat kelaminnya kepada korban.

"Korban dari awal terus dipepet oleh tersangka sambil mengeluarkan alat kelaminnya dan melakukan aksi pornografi," kata Kapolres.

Kapolres menjelaskan bahwa pada saat di jalan yang ramai tersangka memacu sepada motornya. Saat itu, korban sempat mengejar tersangka dan korban sambil merekam sepeda motor berikut nomor polisi kendaraan tersangka.

"Setelah kejadian tersebut, kemudian korban melaporkan ke pihak kepolisian." kata Kapolres.

Setelah mendapatkan laporan tersebut, anggota Sat Reskrim segera melakukan penagkapan terhadap pelaku pornografi tersebut, berikut barang bukti berupa 1 unit sepeda motor milik tersangka dan 1 set pakaian.

Atas perbuatannya tersangka kita jerat dengan pasal 36 Jo pasal 10 Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi dan pasal 281 KUHP.

"Pelakudiancam dengan pidana penjara paling lama 10 Tahun dan atau denda paling banyak 5 miliard rupiah," kata AKBP M Budi Hendrawan. (red/imm)