Memasuki Musim Kemarau, 8 Desa di Bojonegoro Alami Kekeringan dan Krisis Air Bersih
Rabu, 08 September 2021 13:00 WIBOleh Dan Kuswan
Bojonegoro - Dampak musim kemarau mulai dirasakan sejumlah warga di Kabupaten Bojonegoro. Memasuki awal September 2021 ini, setidaknya sudah ada 8 desa di 3 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih.
Dalam beberapa waktu mendatang, dimungkinkan akan ada beberapa desa lagi di Kabupaten Bojonegoro yang alami krisis air bersih.
Guna mengatasi krisis air bersih tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro telah menyiapkan 662 tangki air bersih dengan kapasitas masing-masing 4.000 liter untuk warga yang terdampak kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bojonegoro, Ardhian Orianto saat beri keterangan. (foto: dan/beritabojonegoro)
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Ardhian Orianto SSTP kepada awak media Rabu (08/09/2021) mengatakan bahwa sampai hari ini permintaan droping air bersih belum banyak karena masih ada hujan walau pun jarang.
Menurutnya, setidaknya ada 8 desa di 3 kecamatan yang sudah mengajukan permintaan air bersih, yakni Desa Jatimulyo, Gamongan, Malingmati, Sukorejo, dan Desa Ngrancang, Kecamatan Tambakrejo, Desa Tlatah dan Desa Pelem, Kecamatan Purwosari., serta Desa Dukohkidul Kecamatan Ngasem.
"Berdasarkan permohonan tersebut nantinya akan kami jadwalkan untuk dilakukan droping air bersih." kata Ardhian Orianto.
Ardhian menyampaikan bahwa pada tahun 2021 ini Pemkab Bojonegoro telah menyiapkan 662 tangki air bersih dengan kapasitas masing-masing 4.000 liter untuk warga yang terdampak kekeringan.
"Nanntinya distribusi air bersih kita laksanakan berdasarkan permintaan dari masing-masing desa." kata Ardhian.
Lebih lanjut Ardhian mengimbau kepada masyarakat apabila di wilayahnya sudah mulai kesulitan air bersih agar segera melaporkan kepada kepala desa setempat. Dan kepada kepala desa yang di wilayahnya mulai kesulitan air bersih agar segera membuat surat permohonan ke BPBD Bojonegoro.
"Dalam proses pendistribusian air bersih tersebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh masyarakat. Permintaan harus melalui Pemerintah Desa dan diketahui oleh Pemerintah Kecamatan baru disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Bojonegoro." kata Ardhian.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa puncak musim kemarau nanti berkisar pada bulan Oktober 2021. Sementara, berdasarkan pemetaan dari BPBD Bojonegoro, setidaknya ada 22 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro yang berpotensi mengalami kekeringan.
"Untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat agar supaya menghemat air seefisien mungkin. Namun demikian BPBD Bojonegoro telah siap mengantisipasi kekeringan tersebut." kata Ardhian Orianto. (dan/imm)
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
.sm.jpg)
.md.jpg)
