Tips Liburan Nataru di Tengah Cuaca Ekstrem
Jumat, 12 Desember 2025 11:00 WIBOleh Tim Redaksi
Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kerap jadi momen masyarakat untuk berwisata, meski cuaca kini kerap tidak menentu. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem pada bulan Desember 2025 hingga Februari 2026 di sejumlah wilayah Indonesia.
Dosen D4 Destinasi Pariwisata, Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (UNAIR), Novianto Edi Suharno SSTPar MSi, memberikan sejumlah panduan liburan aman berdasarkan pengamatan dan analisis terkini.
"Prinsip utamanya ya kita harus mengutamakan keselamatan terlebih dahulu, bukan lagi rencana perjalanan wisatanya. Kemungkinan kita masih juga punya waktu untuk mengunjungi di lain waktu atau lain bulan," kata Novianto.
Berikut beberapa tips liburan aman yang disarankan oleh Novianto:
Pantau Kondisi Cuaca: Lakukan pemantauan terhadap informasi cuaca dari BMKG, khususnya untuk wilayah destinasi tujuan. Mengetahui kondisi cuaca membantu dalam pemilihan sarana transportasi dengan memprioritaskan moda yang relatif aman.
Perhatikan Akomodasi: Pilih tempat menginap dengan kebijakan pembatalan dan pengembalian dana yang fleksibel. "Bisa kereta api misal, kemudian kalau pakai kendaraan pribadi disesuaikan jenis kendaraan dengan destinasi, kalau ke gunung jangan pakai sedan," ujarnya.
Mitigasi Destinasi: Pilih destinasi indoor seperti museum, pusat perbelanjaan, galeri seni, atau pertunjukan dalam gedung. "Kalau ke alam itu usahakan memiliki kawasan konservasi yang memang sudah memiliki manajemen konservasi, tata kelola yang baik jadi infrastrukturnya itu jelas ada rute evakuasi dan juga punya peringatan dini untuk bencana," ujarnya.
Pahami Titik Evakuasi: Hentikan aktivitas jika memang tidak memungkinkan dan pahami titik evakuasi. "Misal di gunung ada badai, protokol utamanya hentikan pendakian," katanya.
Novianto juga mengimbau kepada seluruh masyarakat luas untuk senantiasa melihat situasi dan selalu mengutamakan keselamatan.
"Jangan kemudian memaksakan aktivitas yang outdoor berdasarkan atas pengalaman lampau karena yang namanya alam dan outdoor itu unpredictable," ujarnya.
Novianto menekankan agar masyarakat menguatkan literasi kita dalam cuaca dan kita juga harus membangun komunikasi yang aktif terutama dengan destinasi yang akan kita kunjungi. (red/toh)































.md.jpg)






