Butuh Perhatian, Nasib Angkot Yang Kian terjepit
Senin, 09 November 2015 13:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota - Keberadaan moda transportasi angkutan kota (angkot) di wilayah Kota Bojonegoro semakin memprihatinkan. Ibaratnya, mati segan hidup pun tak mampu. Keberadaan angkota sudah tidak masuk perhitungan warga kota. Membanjirnya jumlah sepeda motor menjadi salah satu penyebab sepinya penumpang.
Kondisi fisik kendaraannya pun sudah sangat uzur. Tidak ada kebijakan dari Dinas Perhubungan untuk dilakukan peremajaan. Perhitungannya, selain sepi penumpang, juga wilayah Kota Bojonegoro itu tergolong kota kecil. Tidak imbang antara pemasukan dan cicilan kendaraan. Padahal, peran angkota itu sangat penting dalam mendukung mobilitas warga kota.
Kepala Dinas Perhubungan Bojonegoro Iskandar, mengatakan, di wilayah Kota Bojonegoro sebenarnya dibuka lima trayek angkot, yakni Lyn A, B, C, D dan E.
"Sekarang ini tinggal 20 persen dari jumlah angkot yang beroperasi. Angkutan Kota sudah ditinggalkan masyarakat, karena kebanyakan sudah memiliki kendaaraan pribadi, seperti sepeda motor atau mobil," ujarnya kepada beritabojonegoro.com (BBC), Senin (09/11).
Dia menambahkan, jumlah angkot yang beroperasi di jalanan kota Bojonegoro bisa dikatakan langka. Hanya angkot jurusan Dander, terminal dan pasar Kota Bojonegoro yang masih terlihat beroperasi.
"Itupun tidak jelas kapan waktunya jalan. Mungkin cuma satu atau tiga angkot saja. Angkot itu juga tidak bisa diprediksi kapan lewatnya," tandasnya.
Sejak dibuka trayek angkot di jalanan Kota Bojonegoro pada 1999 lalu, jumlah penumpang terus mengalami penurunan. Pada mula diluncurkan mobil angkot berwana kuning, warga kota menyambutnya gembira. Karena bisa mudah dan murah melakukan perjalanan di wilayah kota. Namun seiring membanjinya sepeda motor, penumpang terus menurun.
Sekarang, ketentuan trayek sudah tidak berlaku lagi. Pemerintah juga membiarkan angkota beroperasi dengan sistem sopir atau pemilik angkot sendiri. Bebas kemana pergi, tergantung permintaan penumpang mau diantar kemana.
Setiap pagi, sekitar jam 06.00 WIB, BBC masih sering menemui satu mobil angkot lewat di Jalan Untung Suropati, Kota Bojonegoro. Mobil angkot berwarna kuning itu mulai tampak kusam dan pudar. Jalannya pun sudah terasa berat. Maklum mesin kendaraan sudah termasuk uzur. Tak mungkin lagi beradu kecepatan dengan sepeda motor.
Saat itu penumpang terlihat di dalam angkot hanya 3 sampai 4 orang saja. Ternyata setiap pagi penumpangnya berwajah sama. Rupanya penumang itu sudah langganan untuk diantar ke pasar kota. Jelas saja, kondisi demikian itu membuat sopir dan pemilik angkot banyak yang gulung tikar. Tidak sedikit dari mereka yang memilih menjual kiloan kerangka dan mesinnya untuk modal usaha lain.
Dari pantauan beritabojonegoro.com, setiap pagi hanya ada 2 mobil angkot plat kuning yang mangkal di sisi utara Pasar Kota Bojonegoro. (ver/tap)
*) Ilustrasi sosjemberjawatimuran.wordpress.com