Menengok Potensi Budidaya Melon Menggunakan Greenhouse di Bojonegoro
Senin, 13 November 2023 14:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro – Budidaya tanaman buah melon, khususnya jenis premium, masih cukup menjanjikan untuk dikembangkan, mengingat nilai ekonomisnya cukup tinggi.
Buah dengan nama asing cucumis melo linn ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang tua sehingga permintaan komoditas ini di pasaran masih cukup tinggi. Namun, untuk menekuni budidaya melon ini dapat dibilang susah-susah gampang. Akan tetapi jika Anda tahu cara untuk menjalankan budidaya melon ini, akan dapat dilakukan dengan mudah. Salah satunya adalah dengan cara budidaya tanaman melon di dalam greenhouse.
Greenhouse atau rumah kaca adalah struktur bangunan tertutup yang dirancang untuk membantu pertumbuhan tanaman dengan menciptakan lingkungan yang terkendali.
Fungsi utama dari greenhouse adalah mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dengan mengatur suhu, kelembapan, pencahayaan, dan sirkulasi udara di dalamnya. Selain itu, greenhouse juga berfungsi sebagai perlindungan terhadap cuaca ekstrem, pengendalian hama dan penyakit, perpanjangan musim tanam, dan peningkatan produktivitas serta kualitas tanaman.
Budidaya tanaman di greenhouse telah membuka peluang bagi para petani untuk meningkatkan hasil panen dan menghasilkan tanaman berkualitas tinggi sepanjang tahun.
Terlebih lagi jika budidaya melon tersebut dikemas menjadi wisata petik buah secara langsung saat musim panen sehingga warga yang ingin menikmati wisata petik buah melon bisa datang langsung ke kebun.
Nantinya, pengunjung atau pembeli yang datang bisa memetik buah sendiri di kebun, baru kemudian buah yang dipetik tersebut ditimbang dan dihitung harganya.
Wiknyo Sumarko (61), petani buah melon asal Desa Somodikaran, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. (Aset: imam nurcahyo/beritabojonegoro)
Seperti yang telah dilakukan oleh Wiknyo Sumarko (61), petani asal Desa Somodikaran RT 004 RW 002, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Petani yang satu ini baru pertama kali mencoba budidaya tanaman melon di dalam greenhouse dan kini hasilnya telah mulai ia rasakan.
Menurutnya, budidaya tanaman melon di dalam greenhouse memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan yang besar, terutama jika dilakukan dengan baik dan benar. Hanya saja, budidaya dengan cara ini memang membutuhkan modal awal yang lebih besar jika dibandingkan dengan cara tanam konvensional.
Ditemui di kebunnya Senin (13/11/2023) Wiknyo mengaku dirinya baru mulai menanam melon dalam greenhouse sejak sekitar empat setengah bulan lalu. Ia mengaku awalnya hanya coba-coba menanam melon di dalam greenhouse.
“Awalnya saya ingin coba-coba saja. Saya pernah menanam brambang, tapi kok hasilnya kurang baik. Setelah itu diberi tahu anak saya untuk mencoba menanam melon di dalam greenhouse. Alasannya supaya hamanya tidak banyak. Dan ternyata hasilnya baik.” tutur Wiknyo Sumarko.
Hingga saat ini, Wiknyo sudah menanam melon sebanyak dua kali dan masing-masing ia tanam sebanyak 1.200 pohon dengan persentase yang hidup baik sebesar 80 persen.
Yang pertama ia menanam jenis “sweet net”, sedangkan yang kedua kali ini ia menanam melon jenis “intanon”. Kedua jenis melon tersebut sama-sama jenis premium, namun untuk jenis sweet net buahnya lebih kecil atau rata-rata per biji memiliki berat satu kilogram. Sedangkan untuk jenis intanon berat buah per biji rata-rata 1,5-2 kilogram.
“Untuk harga jual saat ini per kilonya sebesar 20 ribu rupiah. Jadi masih sangat menguntungkan.” kata Wiknyo Sumarko.
Wiknyo mengaku, untuk membangun greenhouse seperti miliknya dengan ukuran panjang 22 meter dan lebar 15 meter, berikut perlengkapannya membutuhkan modal awal sekitar Rp 35 juta, dan ini hanya sekali saja. Sementara untuk pembelian bibit dan pupuk tiap kali tanam sekitar Rp 5 juta, sehingga modal awal sekitar Rp 40 juta.
“Untuk pupuk sama nutrisinya sama bibit tiap kali tanam itu ya sekitar 5 juta rupiah.” kata Wiknyo Sumarko.
Ida Ardha Prihatin (25), pengunjung wisata petik buah melon di Desa Somodikaran, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. (Aset: imam nurcahyo/beritabojonegoro)
Sementara itu, salah satu pengunjung wisata petik buah melon bernama Ida Ardha Prihatin (25), warga Desa Pacul, Kecamatan Bojonegoro Kota, Kabupaten Bojonegoro mengaku baru tahu kalau di sekitar Kota Bojonegoro ada wisata petik buah melon langsung dari kebunnya.
“Saya baru tahu kali ini sih. Petik sendiri, beli sendiri, dan gede-gede lagi.” tutur Ida.
Saat ditanya terkait kualitas melon tersebut, Ida mengaku cukup bagus dan rasanya juga sangat manis. Selain itu harganya juga cukup murah karena langsung dari petani.
“Kualitasnya bagus, dan tadi sudah nyobain manis banget. Dan di sini agak beda karena ada sensasinya petik sendiri. Bikin beda,” kata Ardha Prihatin.
Sekadar diketahui, untuk membangun greenhouse dalam budidaya melon, kerangka bisa dari bambu, kayu, atau besi, dengan ketinggian standar 3 meter. Untuk panjang dan lebar greenhouse, bisa disesuaikan dengan luas lahan atau tanah yang ada. Atap terbuat dari plastik khusus atau biasa disebut plastik ultra violet greenhouse. Untuk dinding menggunakan jaring halus tembus pandang.
Untuk media tanam, menggunakan cocopeat (serbuk serabut kelapa) yang ditaruh dalam polybag. Nantinya setiap polybag diisi dua pohon tanaman melon. Sementara untuk irigasi atau penyiraman, dibuat instalasi khusus dari pipa yang terhubung ke masing-masing polybag, sehingga proses penyiraman relatif mudah. Sedangkan untuk pemupukan, menggunakan nutrisi khusus.
Budidaya melon di dalam greenhouse ini hampir tidak perlu melakukan penyemprotan pestisida, karena sedikit sekali ditemui adanya hama. Sehingga hanya waktu ada hama saja baru dilakukan penyemprotan. Jika tidak ada hama maka tidak diperlukan penyemprotan pestisida. (*/imm)
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo