DKPP Bojonegoro Luncurkan Teknologi True Shallot Seed, Hasilkan Panen Bawang Merah Luar Biasa
Rabu, 15 November 2023 13:00 WIBOleh Vera Astanty
Bojonegoro - Selama ini para petani bawang merah menggunakan benih umbi yang dibeli dari luar Bojonegoro. Namun kini, sudah ada beberapa petani yang beralih ke benih biji sebab biaya produksi dihitung lebih murah. Hal ini sesuai dengan anjuran Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.
Salah satu petani lokal bawang merah yang menggunakan biji yaitu Suparman (55) dari Desa Pajeng Kecamatan Gondang. Dia menyebutkan sudah menggunakan biji sejak tahun 2019 lalu.
“Dengan menggunakan biji, biaya yang dibutuhkan memang lebih murah. Namun penanaman dari biji membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan umbi,” katanya.
Suparman menjelaskan penanaman bawang merah dari umbi membutuhkan waktu kira-kira 60 hari untuk bisa panen, sementara kalau dari biji membutuhkan waktu 90 hari. Namun hasilnya lebih bagus dan lebih banyak bila menggunakan benih biji.
“Tahun lalu, saya membuat perbandingan dengan menggunakan biji dan umbi dengan area yang sama yaitu satu hektar. Hasilnya penanaman dari benih biji bisa mencapai 20,9 ton. Sedangkan dari umbi 15 ton. Selisihnya cukup banyak,” ungkap Suparman.
Kepala Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro, Helmy Elisabeth menuturkan pihaknya memang terus mendorong para petani untuk beralih dari umbi ke biji.
“Sebab dengan teknologi True Shallot Seed yaitu benih biji, kualitasnya akan terjaga dan bisa menghasilkan keuntungan bagi petani itu sendiri," kata Helmy.
Helmy menambahkan bahwa selain hasil lebih banyak, bawang merah dari benih biji menghasilkan umbi yang berwarna lebih merah dan ukurannya lebih besar.
“Saat ini sudah memasuki musim tanam lagi. Salah satu daerah yang jadi percontohan uji coba benih biji yaitu dari Tanjungharjo Kapas,” imbuhnya.
Helmy menyadari belum semua petani mau beralih ke benih biji sebab waktu panen lebih lama. Untuk itu pihaknya mengembangkan penangkaran dari bibit benih ke umbi di Desa Ngunut Dander.
“Kami berharap ke depannya, kebutuhan benih bawang merah bisa terpenuhi. Sehingga para petani lokal tidak perlu beli benih ke luar," katanya. (mol/toh)
Reporter: Vera Ashanty
Editor: Mohamad Tohir