40 Penjaga Palang Pintu Elektrik Mulai Ujicoba Lapangan
Senin, 26 Oktober 2015 10:00 WIBOleh Khoirul Anam
Oleh Khoirul Anam
Kota – Para penjaga palang pintu elektrik perlintasan kereta api mulai ujicoba ditempatkan di sejumlah titik perlintasan kereta api di wilayah Bojonegoro hari ini, Senin (26/10). Sebelumnya, 40 penjaga palang pintu elektrik ini mendapatkan pelatihan dan bimbingan teknis mengenai pengoperasian palang pintu elektrik dan standar keselamatan perkerataapian pada 12-13 Oktober lalu.
“Petugas penjaga palang pintu elektrik hari ini sudah mulai uji coba mengoperasikan palang pintu elektrik di sejumlah titik,” ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bojonegoro, Iskandar, pada BBC, sapaan BeritaBojonegoro.com, Senin (26/10).
Iskandar mengatakan, ujicoba ini dilakukan agar petugas palang pintu elektrik ini bisa mengoperasikan palang pintu dan menguasai medan di lapangan. Keberadaan petugas penjaga palang pintu dan pengoperasian palang pintu elektrik ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kecelakaan di perlintasan kereta api.
Petugas penjaga palang pintu ini akan berjaga di palang pintu elektrik dan pos penjagaan kereta api di Desa Sraturejo Baureno, Medalem Sumberejo, Talun Sumberejo, Panglima Polim Kota Bojonegoro, Kalipang Kalitidu, Pungpungan Kalitidu, Beged Gayam. Dan akan ada bantuan dari Kementerian Perhubungan sebanyak dua palang pintu elektrik yang lokasinya akan ditempatkan di Kalianyar, Kecamatan Kapas dan Balen diperkirakan pada akhir Oktober atau awal November 2015.
Sementara itu, di sepanjang jalur rel kereta api di wilayah Bojonegoro, selama sehari semalam (24 jam) ada 112 kereta api barang dan kereta api penumpang yang melintas. Setiap 15 menit sampai 30 menit, ada kereta api yang melintas. Sedangkan, perlintasan rel kereta api di wilayah Bojonegoro mulai dari Kecamatan Padangan sampai Baureno yang belum berpalang pintu sebanyak 192 titik. Selain tidak berpalang pintu, perlintasan rel kereta api itu juga tidak berpenjaga.
Kejadian kecelakaan di perlintasan kereta api cukup menonjol selama Oktober ini. Mobil elf yang mengangkut rombongan pengajian tarekat Shadilihah di hantam kereta api barang di perlintasan kereta api Kelurahan Jetak, Kota Bojonegoro. Akibatnya, empat penumpang mobil elf tewas. Kemudian, kepala dusun Piyak, Desa Piyak, Kecamatan Kanor, juga tewas dihantam kereta api di perlintasan tak berpalang pintu di Desa Prayungan, Kecamatan Sumberejo.
Sementara itu menurut Manajer Humas PT KAI Daop IV Semarang, Supriyanto, saat di Bojonegoro, menjelaskan, pemerintah harus segera mencarikan solusi agar kejadian kecelakaan di perlintasan kereta api tidak terulang kembali. Pemerintah daerah, kata dia, bisa membangun jembatan layang atau terowongan bawah tanah di titik-titik jalan perlintasan kereta api tersebut.
“Atau kalau memang bisa dipindahkan atau digabungkan dengan perlintasan terdekat dan perlintasan salah satunya bisa ditutup,” ujarnya. (nam/kik)