Kebakaran Hutan dan Lahan Terjadi di Sejumlah Lokasi di Bojonegoro
Sabtu, 12 Agustus 2017 15:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
Ngasem - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi pada lokasi Area Produksi Benih (APB) petak 103A RPH Sambirejo BKPH Bubulan KPH Bojonegoro, masuk Desa Setren Kecamtan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, pada Sabtu (12/08/2017) mulai pukul 12.45 WIB hingga pukul 13.40 WIB siang tadi. Luas lahan yang terbakar diperkirakan seluas 2,5 hektare dari luas baku 16,5 hektare.
Selain itu, pada waktu yang hampir bersamaan, dilaporkan juga telah terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di petak 12 RPH Dander BKPH Dander KPH Bojonegoro, di Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
Menurut keterangan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bojonegoro, Andhik Sujarwo, bahwa guna membantu melakukan pemadaman tersebut, Dinas Pemadam Kebakaran Bojonegoro mengerahkan 2 unit mobil pemadam kebakaran dengan 7 personil untuk peristiwa kebakaran di wilayah Desa Setren Kecamtan Ngasemdan 3 unit mobil pemadam dengan 10 personil, untuk membantu pemadaman di wilayah Kecamatan Dander.
“5 unit mobil pemadam kebakaran berikut 17 orang personil kita terjunkan untuk membantu pemadaman kebakaran hutan di beberapa titik hari ini.” terang Andhik Sujarwo.
Andhik menambahkan, selain petugas pemadam kebakaran turut membantu pemadaman tersebut petugas dari Perhutani, Kapolsek Ngasem berikut anggota Plsek Ngasem, Kapolsek Bubulan berikut anggota Polsek Bubulan dan anggota Sat Sabhara Polres Bojonegoro.
“Api di sejumlah lokasi dapat dipadamkan sekira pukul 13.40 WIB siang tadi,” pungkas Andhik.
Secara terpisah, Kapolsek Ngasem, AKP Dumas Barutu SH, kepada media ini menerangkan bahwa penyebab kebakaran diduga dari puntung rokok yang dibuang oleh pengguna jalan yang kemudian membakar serasah hutan yang kering akibat musim kemarau. “Diduga penyebab kebakaran dari puntung rokok yang dibuang oleh pengguna jalan,” terangnya.
Kapolsek menambahkan, tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut. “Namun dampak dari kebakarantersebut berpotensi rusaknya unsur hara dan matinya tumbuhan bawah dan mikro organisme setempat.” pungkasnya. (inc/imm)