Pertamina EP Cepu Dorong Keberlanjutan Hutan dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Agrosilvopastura
Senin, 16 Desember 2024 15:30 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro - Pertamina EP Cepu (PEPC) melalui Program Biru Langit Jambaran Tiung Biru meluncurkan inisiatif agrosilvopastura yang mengintegrasikan pengelolaan kehutanan, pertanian, dan peternakan di kawasan hutan.
Langkah ini bertujuan untuk mendukung pelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar area operasional.
Agrosilvopastura diterapkan di Desa Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, dengan mengelola lahan seluas 17,71 hektare bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Ngasem Barokah.
Program ini telah menanam lebih dari 11.800 pohon Multi-Purpose Tree Species (MPTS) seperti sengon, mahoni, dan jati serta 12.500 tanaman semak di lahan tersebut. Selain itu, 8,6 hektare lahan marginal telah berhasil dipulihkan menjadi lahan produktif.
Melalui integrasi kegiatan pertanian dan peternakan, PEPC bersama masyarakat berhasil menghasilkan dampak ekonomi yang signifikan. Pada musim tanam 2023, petani setempat memanen 4,3 ton jagung dan 5 ton padi. Selain itu, kegiatan penggemukan domba mencatatkan omzet hingga Rp 121 juta dalam tiga siklus penggemukan. Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga menjadi bukti bahwa pelestarian hutan dapat berjalan seiring dengan pengembangan ekonomi lokal.
Pertamina EP Cepu (PEPC) melalui Program Biru Langit Jambaran Tiung Biru meluncurkan inisiatif agrosilvopastura yang mengintegrasikan pengelolaan kehutanan, pertanian, dan peternakan di kawasan hutan. (Aset: Istimewa).
Sebagai bagian dari komitmennya terhadap dekarbonisasi, PEPC memasang panel surya berkapasitas 12.300 Watt di kawasan Petak 52-A1 untuk mendukung pengairan tanaman dan kebutuhan energi peternakan. Inisiatif ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada energi fosil tetapi juga mendorong masyarakat untuk beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Program ini juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat lokal. Sebanyak 66 petani penggarap telah mendapatkan pelatihan tentang pengelolaan lahan secara berkelanjutan. Melalui kerja sama dengan Perhutani dan IDFoS Indonesia, mereka diajarkan bagaimana memanfaatkan lahan hutan untuk bercocok tanam dan beternak tanpa merusak ekosistem.
Agrosilvopastura tidak hanya menjadi solusi dalam menghadapi tantangan deforestasi dan perubahan iklim, tetapi juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), termasuk Energi Bersih dan Terjangkau (TPB 7), Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (TPB 8), Penanganan Perubahan Iklim (TPB 13), serta Pengelolaan Ekosistem Darat (TPB 15).
“Melalui agrosilvopastura, kami menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat bukanlah dua hal yang bertentangan, tetapi saling melengkapi. Program ini merupakan komitmen nyata PEPC untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” ujar Rahmat Drajat Manager Comrel & CID Regional Indonesia Timur.
Dengan pendekatan ini, PEPC berhasil mengintegrasikan tujuan konservasi dengan kesejahteraan masyarakat lokal, menciptakan model pengelolaan hutan yang inovatif dan berkelanjutan untuk masa depan. (red/imm)
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo