Tahun Lalu, 32 Orang Tewas Karena Tenggelam
Senin, 18 Januari 2016 13:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota - Bojonegoro dilewati Sungai Bengawan solo. Arusnya yang cukup deras tidak jarang membawa korban tenggelam. Selain itu ada kejadian lain di luar bencana alam yang bisa menyebabkan kematian, seperti tersengat listrik atau tersambar petir.
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, sepanjang tahun 2015 malapetaka diluar bencana alam, seperti tenggelam, tersengat listrik, dan tersambar petir, sudah mengakibatkan 44 orang meregang nyawa.
Pada kasus tenggelam, ada 32 orang yang menjadi korban. Tidak hanya di sungai, tetapi bisa tenggelam di embung atau di kolam belakang rumah sendiri. Sedangkan untuk kasus tersengat listrik sudah memakan korban 7 orang, dan tersambar petir 5 orang.
Untuk itu memasuki musim penghujan ini, Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo menghimbau pada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, baik Bengawan Solo maupun anak sungainya, agar selalu waspada.
"Diperkirakan puncak musim hujan mulai akhir Januari sampai Februari. Masyarakat di bantaran sungai harus selalu waspada. Terutama orang tua yang rumahnya dekat sungai harus mengawasi aktivitas anak-anaknya," pesan Andik Sudjarwo.
Selain itu, imbuh Andik, masyarakat juga perlu memperhatikan sambungan listrik di rumah masing-masing. Sambungan kabel harus sesuai standar, agar tidak menimbulkan bencana kebakaran maupun tersengat listrik.
"Dan kepada petani, bila cuaca sudah tidak mendukung, sebaiknya segera pulang ke rumah agar tidak menjadi sasaran petir. Pohon juga bisa menjadi pengantar petir," imbuhnya. (ver/tap)