Ademos Lakukan Kajian Dampak Pandemi Covid-19, pada Kelompok Rentan di Bojonegoro
Senin, 14 September 2020 18:00 WIBOleh Tim Redaksi Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Asosiasi untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Ademos) Indonesia, bersama Konsorsium Penguatan Desa Tanggap Covid-19 (Konsorsium PDTC), bekerja sama dengan Pemerintah Desa Dolokgede dan Kacangan Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro, lakukan kajian skenario imbas pandemi dan antisipasi dampak resesi ekonomi yang berpotensi berdampak terhadap kelompok rentan dan marginal di Desa Dolokgede dan Kacangan Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro.
Kegiatan tersebut merupakan upaya Konsorsium PDTC dalam mendukung pemerintah untuk memperkuat ketangguhan desa dalam mencegah, menangani, dan mengelola risiko pandemi Covid-19 di Kabupaten Bojonegoro dan Sumba Barat Daya.
Dua skenario yang dibahas yaitu, yang pertama, persiapan dan pengembangan ketangguhan masyarakat desa, dan yang kedua, pengembangan model perlindungan sosial yang tepat dalam skema penghidupan berkelanjutan.
Layanan konsultasi kesehatan dan psikologis bagi kelompok rentan di desa Dolokgede dan Kacangan kabupaten Bojonegoro, yang dilaksanakan Ademos Indonesia.
“Perubahan cara hidup karena penerapan protokol kesehatan dan jaga-jarak menyebabkan turunnya mobilitas dan kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ekonomi pun melambat.” tutur Direktur Ademos Indonesia, Mohammad Kudlori. Senin (14/09/2020).
Menurut Mohammad Kudlori, secara nasional, akibat melambatnya aktivitas ekonomi tersebut, dalam waktu dekat diperkirakan Indonesia akan mengalami gelombang resesi.
"Karena itulah kami mempersiapkan kedua skenario tersebut bagi Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.” kata Mohammad Kudlori
Terkait dengan skenario pertama, Konsorsium PDTC yang terdiri dari empat organisasi yaitu Ademos Bojonegoro, Yayasan Pengembangan Kemanusiaan Donders (YPKD), Atmawidya Alterasi Indonesia (AAI Alterasi), dan Association of Resiliency Movement (ARM) Indonesia, juga mengadakan kegiatan diskusi serta sosialisasi layanan konsultasi kesehatan dan psikologis bagi kelompok rentan di desa Dolokgede dan Kacangan.
"Kegiatan ini bertujuan untuk menggali aspirasi, masalah, serta kebutuhan kelompok rentan dan marginal terkait dengan model perlindungan sosial yang tepat bagi mereka." kata Mohammad Kudlori.
Sementara, antusiasme masyarakat dalam mengikuti diskusi terekam melalui berbagai masukan dari masyarakat kelompok sasaran, terkait permasalahan mereka selama menghadapi masa pandemi, seperti yang diungkapkan oleh Suparti, pedagang pasar Desa Kacangan Kecamatan Tambakrejo.
“Ada corona jualan di pasar jadi sepi, orang-orang pada takut ke pasar. Petani juga mengeluh hasil panen harganya turun. Sementara harga kebutuhan sehari-hari naik.” ujar Suparti.
Khusnul Fitriyah yang merupakan perwakilan dari kelompok perempuan kepala keluarga dari Desa Kacangan berharap, ke depan, ada bantuan berkelanjutan untuk bisa dikelola sendiri oleh masyarakat.
“Selama ini bantuan dari pemerintah berupa uang dan sembako itu tidak cukup kalau untuk hidup selama sebulan. Kami berharap ada bantuan berkelanjutan untuk bisa dikelola sendiri oleh masyarakat." kata Khusnul Fitriyah.
Kepala Desa Kacangan Kecamatan Tambakrejo, Aziz Ghozali, pihaknya mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, pemerintah perlu memahami masalah dan kebutuhan masyarakat kelompok rentan dan marginal, agar bisa memikirkan berbagai skema alternatif penghidupan yang berkelanjutan bagi kelompok rentan dan marginal selama pandemi COVID-19.
“Isu ini penting karena perlindungan sosial membutuhkan upaya pengembangan sumber penghidupan berkelanjutan menjadi tanggung jawab pemerintah. Apalagi, sampai hari ini kita belum tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir.” kata Aziz Ghozali.
Kegiatan ini didukung oleh SIAP SIAGA, program kemitraan pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia dalam Penanggulangan Risiko Bencana. (red/imm)