Melihat Pembibitan Jambu Kristal di Desa Tulungagung Kecamatan Malo
Kristal Manis yang Belum Populer
Minggu, 03 April 2016 09:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
Malo-Selama ini jambu kristal memang belum populer bagi masyarakat. Padahal, jambu tersebut memiliki rasa yang tidak kalah enak dibanding jambu biji merah. Nah, jambu jenis tersebut banyak ditanam di Kecamatan Malo, tepatnya di Desa Tulungagung Kecamatan Malo. Jum’at (01/04) lalu, beritabojonegoro.com (BBC) berkunjung ke sana.
Berangkat dari Kota Bojonegoro, BBC menuju Kalitidu terlebih dahulu. Dengan menyeberangi bengawan solo melalui tambangan Kalitidu, di seberang sudah langsung sampai Desa Tulungagung Kecamatan Malo. Sekitar 1 kilometer lurus dari tambangan, sudah sampai lokasi. Mudah mencari tempat pastinya, sebab kebetulan berada di rumah kepala desa setempat, Budiyanto. Ratusan pohon jambu berjejer rapi di pinggir rumahnya. Jumlahnya lumayan banyak, sekitar 700 pohon. Sebagian masih kecil-kecil dan sebagian lagi sudah siap ditanam. ‘’Kalau yang besar ini siap ditanam,’’ ujar Kades Tulungagung Budiyanto.
Selama ini jambu kristal memang belum populer dibanding jambu biji merah. Padahal, jambu kristal masih keluarga dengan jambu biji merah. Hanya saja daging buahnya berwarna putih bersih dan bijinya sedikit. Bahkan, nyaris tidak berbiji. Berbeda dengan jambu biji merah yang warna daging buahnya merah dan penuh biji.
‘’Ini adalah terobosan baru. Sebab, di Bojonegoro belum ada yang mengembangkannya hingga kini,’’ tuturnya.
Saat ini sudah ada dua ribu pohon jambu kristal di desa tersebut. Jambu tersebut sudah ditanam di lahan seluas 3 hektar. Lokasi menanamnya ada di tanah bengkok desa. Sebab, pemdes ingin menjadikannya lokasi wisata agro. Seperti belimbing di Desa Ngringinrejo, Kalitidu dan Salak di Desa Wedi, Kapas.
Saat ini pohon-pohon jambu tersebut sudah mulai berbuah. Paling cepat, menurut perkiraan Budi masa panen perdana jambu tersebut adalah April mendatang. ‘’Saat ini sudah mulai berbuah. Tapi belum semua pohon. Kalau April mungkin sudah semua,’’ tuturnya.
Awalnya bibitnya didatangkan dari Bogor. Sebab, jambu kristal terbaik memang dari kota tersebut. Namun, kini pihaknya sudah mengembangkannya sendiri dengan cara mencangkoknya. Sebab, dia ingin memperluas areal tanam pohon jambu tersebut. Sehingga, produksi jambu kristal bisa semakin banyak. ‘’Saya ingin menjadikan desa Tulungagung sebagai komoditas penghasil jambu kristal,’’ harapnya.
Meskipun demikian, pangsa pasar jambu kristal masih belum ada. Selama ini konsumen lebih suka dengan jambu merah. Sebab, jambu kristal masih baru di masyarat. Hal tersebut diakui Budi. Namun, dia yakin jika sudah kenal, akan banyak orang yang suka.
Dibanding jambu biji merah, jambu kristal tidak bisa banyak diolah. Jika jambu biji merah enak jika dibuat jus, tidak demikian dengan jambu kristal. Jambu tersebut lebih diperuntukkan untuk dikonsumsi secara langsung. Kalau dibuat kripik masih bisa. ‘’Seperti keripik apel atau nangka yang banyak ditemui di toko oleh-oleh itu,’’ pungkasnya. (mol/moha)
Foto ilustrasi jambu kristal. Sumber beritasatu.com