Sutini Keliling Kampung Jual Ikan Bengawan Solo
Jumat, 04 September 2015 08:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Purwosari – Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro tidak selalu hanya mendatangkan banjir namun juga bisa mendatangkan berkah bagi warga yang tinggal di sekitarnya. Salah satunya yang dirasakan oleh Sutini, 59, warga Dusun Korgan, Desa/Kecamatan Purwosari. Setiap pagi dan sore Sutini berkeliling kampung menjual ikan hasil tangkapan dari nelayan Bengawan Solo.
Rumah Sutini berjarak sekitar 20 meter dari bibir Sungai Bengawan Solo. Ia tinggal sendirian di rumah berdinding kayu dan sasak bambu. Dua anaknya bekerja dan tinggal di Jakarta. Untuk menyambung hidup, Sutini berjualan ikan segar itu.
“Setiap hari ada saja hasil tangkapan ikan yang bisa dijual keliling kampung,” ungkap Sutini lirih.
Beberapa warga di kampungnya setiap pagi dan sore hari menjaring dan menjala ikan di Sungai Bengawan Solo. Mereka biasanya naik perahu-perahu kayu berukuran kecil. Lalu, hasil tangkapan ikan yang diperolehnya dikumpulkan di rumah Sutini. Nah, Sutini yang kemudian menjual ikan itu.
Ikan segar yang dijual Sutini di antaranya ikan jendil, ikan wader, ikan bader, ikan gloso, dan udang. Ikan segar itu dijual rentengan dan harganya berbeda-beda. Misalnya untuk ikan jendil berukuran besar dijual sekitar Rp7.000 hingga Rp10.000 per ekor. Tetapi, ikan bader yang ukurannya kecil-kecil biasanya dijual sekitar Rp4.000 hingga Rp6.000 per renteng.
Sutini menjual ikan segar itu dengan cara berjalan mengelilingi kampung. Ia biasanya masuk rumah ke rumah untuk menawarkan ikan segar itu. Setiap hari selalu ada saja yang membeli ikan-ikan segar dari sungai itu. “Kalau tidak laku di kampung Purwosari, saya biasanya menjualnya sampai ke luar kampung. Kalau tidak segera dijual nanti ikannya membusuk,” ungkapnya.
Dalam sekali menjual ikan segar itu, Sutini biasanya mendapatkan uang sekitar Rp90.000 hingga Rp150.000 tergantung dari sedikit banyaknya ikan yang dijual. Dari hasil penjualan itu, ia terkadang mendapatkan keuntungan sekitar Rp15.000 hingga Rp20.000. Hasil itu baginya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari. Ia kini memang harus mencari nafkah sendiri setelah kepergian suaminya beberapa tahun lalu.
Sutini menyukuri dengan rezeki yang diperolehnya setiap hari itu. Sungai Bengawan Solo di dekat rumahnya itu selalu mendatangkan ikan-ikan segar yang senantiasa siap untuk dijualnya. Meski, pada saat memasuki musim hujan ia juga selalu terbayang datangnya luapan sungai terpanjang di Pulau Jawa itu.
“Kalau banjir, hasil tangkapan ikan tidak banyak. Masa hasil tangkapan ikan paling banyak ya saat perubahan musim,” ucapnya sambil mengibas caping yang dibawanya. (rul/kik)