Tradisi Tong - Tong Klek Pemuda Kelurahan Jetak Setiap Ramadan
Musik Tradisional yang Membantu Warga Bangun untuk Sahur
Rabu, 07 Juni 2017 17:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Bojonegoro Kota - Sekitar pukul dua lebih seperempat dini hari, Oky Dwi Cahyo dan beberapa pemuda menyibakkan sarung yang melindungi tubuh mereka dari hawa dingin. Dengan masih terkantuk - kantuk, mereka membasuh muka.
Kemudian masing-masing mereka mengambil oklik, jirigen bekas, kaleng bekas, atau apapun untuk digunakan sebagai alat musik. Dan aksi mereka pun dimulai, berkeliling di gang - gang rumah warga sekitar. Sambil memainkan alat musik sederhana itu, mereka menyanyi bersama. Mereka membangunkan warga agar segera menyiapkan makan sahur. Mereka tak ingin ibadah puasa warga di lingkungan tersebut tidak maksimal gara - gara tidak bangun saat waktu sahur.
Tradisi membangunkan warga untuk mempersiapkan sahur memang serempak dilakukan di beberapa daerah di Bojonegoro, termasuk di lingkungan tempat tinggal Oky Dwi Cahyo, Kelurahan Jetak RT 1 RW 1 Kecamatan Bojonegoro Kota itu. Kegiatan yang sering disebut tong - tong klek ini dilakukan oleh para pemuda. Dari namanya saja, tong-tong klek, sudah bisa dilihat bahwa alat yang digunakan adalah alat-alat sederhana seperti jirigen, oklik dari batang pohon bambu, kaleng dan juga botol sirup bekas.
Mereka serentak bangun pada jam tersebut setiap kali Ramadan. Dengan sengaja mereka tidur di rumah Oky, yang kerap memimpin para pemuda di lingkungan itu. Oky menyediakan beranda rumahnya untuk berkumpul dan tidur para pemuda tim Tong Tong Klek di kelurahan tersebut untuk sekadar istirahat sebelum beraksi.
"Kegiatan tong-tong klek ini memang dikhususkan hanya pada saat Ramadan. Dan memang yang melakukannya para pemuda," kata Oky.
Bunyi alat - alat itu memang berisik. Namun, sejauh ini Oky mengaku tidak pernah menerima keluhan warga sekitar. Warga justeru menanti dan mendukung kegiatan ini. Selain itu, kegiatan ini selain berfungsi untuk membangunkan warga, juga menjadi sarana menjaga keharmonisan kampung.
Tidak selalu semangat para pemuda terjaga. Kadang mereka lalai tidak keliling tong - tong klek. Oky merasakan pasang surut semangat anak-anak itu. Namun, kegiatan tetap dilanjutkan, meski hanya dua atau empat orang saja. Mereka berjalan keliling rumah warga satu RT saja. Mereka bekeliling dua kali, sambil meneriakkan 'Sahur yoo Sahur' diiringi tabuhan musik tong tong klek. (ver/moha)