16 Kecamatan Rawan Dilanda Banjir Luapan Bengawan Solo
Jumat, 20 November 2015 10:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota – Musim hujan telah tiba. Warga yang tinggal di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro diimbau oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar waspada banjir. Bukan hanya banjir luapan Bengawan Solo saja melainkan juga anak sungainya.
Banjir luapan Bengawan Solo dan anak sungainya rawan melanda 16 kecamatan dan 146 desa di wilayah Bojonegoro. Mulai dari kecamatan di wilayah barat Bojonegoro di antaranya Padangan, Malo, Kasiman, Kalitidu, Dander, Trucuk dan Bojonegoro. Hingga ke kecamatan di wilayah timur Bojonegoro di antaranya Kecamatan Kapas, Balen, Kanor, Sumberejo, hingga Baureno.
Banjir luapan Bengawan Solo terjadi apabila di daerah hulu sungai terjadi hujan deras dan air yang menumpuk mengalir ke daerah hilir yakni Bojonegoro. Sementara itu, di daerah hilir juga terjadi hujan deras. Air dari sejumlah anak sungai menumpuk bermuara di Bengawan Solo. Akibatnya, air Bengawan Solo meluber dan menggenangi permukiman warga.
Dari tahun ke tahun, banjir luapan Bengawan Solo sering terjadi Desa Dengok, Kecamatan Padangan, Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, Desa Ledok Kulon dan Ledok Wetan, Kecamatan Bojonegoro, Kecamatan Balen, Kanor, dan Sumberejo.
Sejumlah anak Sungai Bengawan Solo yang sering meluap yakni Sungai Kaligandong di Kecamatan Purwosari, Sungai Kalitidu di Kecamatan Kalitidu, dan Sungai Mekuris di Kecamatan Kanor.
Selain banjir luapan Bengawan Solo, wilayah selatan Bojonegoro juga rawan diterjang banjir bandang. Banjir bandang rawan menerjang 9 kecamatan di 26 desa di antaranya Kecamatan Sekar, Temayang, Gondang, Dander, Kepohbaru, Sugihwaras, Tambakrejo, dan Ngambon. Daerah ini berada di pinggiran hutan yang kondisinya kini banyak yang rusak.
Kerugian material yang ditimbulkan akibat banjir luapan Bengawan Solo juga tidak sedikit. Banjir pada tahun 2014 lalu mengakibatkan kerugian sebanyak Rp1,6 miliar. Banjir pada 2014 merendam 1.665 hektare tanaman padi yang berada di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Dari jumlah itu kerusakan tanaman padi seluas 261 hektare. Selain itu banjir juga menggenangi jalan sepanjang 4.030 meter , 9 rumah dan 1 sekolah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Andik Sujarwo, mengatakan, pihaknya siap menghadapi banjir luapan Bengawan Solo maupun banjir bandang yang terjadi pada musim hujan tahun ini.
“Kami sudah menyiapkan berbagai hal mulai personil tanggap bencana, perlengkapan dan peralatan, dan juga tempat evakuasi bagi korban banjir,” ujarnya pada BBC, sapaan BeritaBojonegoro.com, Jumat (20/11).
Sementara itu, Ketua DPRD Bojonegoro, Mitroatin, menyatakan, pihaknya sudah meminta pihak BPBD Bojonegoro dan satuan kerja perangkat daerah terkait untuk menanggulangi dan membantu korban bencana.
“Saat memasuki musim hujan, kewaspadaan terhadap banjir, tanah longsor, dan putting beliung harus lebih ditingkatkan. Kami sudah meminta SKPD dan aparat terkait untuk bahu membahu mengatasi bencana,” ujarnya. (ver/kik)