358 Rumah Rusak Diterjang Puting Beliung
Senin, 23 November 2015 08:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kota – Peralihan musim dari kemarau ke musim hujan diiringi terjadinya angin kencang. Tercatat sejak dua pekan ini saja angin kencang yang melanda wilayah Bojonegoro mengakibatkan 358 rumah warga rusak. Kerugian akibat rumah rusak itu diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Berdasarkan data yang diungkap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menyebutkan, rumah yang rusak akibat diterjang angin kencang itu terjadi di belasan desa di sejumlah kecamatan di antaranya Kecamatan Padangan, Tambakrejo, Sekar, Ngasem, Kanor, Margomulyo, dan Temayang.
Wilayah yang diterjang angin kencang ini berada di daerah pinggiran perbukitan dan hutan yang telah rusak. Angin yang berembus dari atas tidak ditahan lagi oleh hutan sehingga langsung menerjang permukiman penduduk.
Pihak BPBD mengklasifikasikan kerusakan tersebut dalam tiga kategori yakni rusak berat berbentuk rumah roboh, rusak sendang, dan rusak ringan. Rumah roboh ada 11 unit, rusak berat 18, rusak sedang 106, rusak ringan 223 unit.
“Ada beberapa kerusakan rumah di wilayah Kecamatan Sekar yang belum kami laporkan karena masih menunggu dari aparat pemerintah di sana,” ujar Andik Sujarwo, Kepala BPBD Kabupaten Bojonegoro, Senin (23/11).
Angin puting beliung terakhir menerjang rumah warga di wilayah Kecamatan Padangan dan Tambakrejo pada 21 November 2015. Untuk wilayah Kecamatan Padangan terjadi di Desa Tebon sekitar pukul 15.30 WIB, puting beliung hadir bersamaan dengan hujan deras.
Angin itu merobohkan rumah Sumari warga RT 11 RW 04 Dusun Tegiri, Desa Tebon. Sumari pun diperkirakan menderita kerugian Rp 27,5 juta. Rumah Sumari berukuran sekitar 11 meter kali 6 meter, terbuat dari kayu.
Pada hari itu juga, puting beliung menghantam rumah-rumah di kawasan Desa Sukorejo, Kecamatan Tambakrejo. Angin itu mengakibatkan rumah milik Sriarum (50) roboh. Akibat kerusakan itu, kerugian yang dialami Sriarum ditaksir senilai Rp 25 juta.
Selain itu, rumah warga yang lokasinya tak jauh dari rumah Sriarum mengalami rusak berat ada enam unit, kerugian ditaksir sekitar Rp 15 juta. Rumah rusak sedang ada 16 unit, kerugian ditaksir sekitar Rp 24 juta. Rumah rusak ringan ada 13 unit, kerugian ditaksir Rp 10 juta.
Andik menambahkan, kerusakan rumah paling parah dan jumlahnya besar terjadi pada tanggal 11 dan 12 November. Kala itu, angin merobohkan tiga rumah dan membuat porak-poranda lima wilayah kecamatan. Puluhan rumah rusak berat dan ratusan rusak ringan. (rul/kik)
Foto ilustrasi www.duajurai.com