Bupati Bojonegoro: Rekonstruksi Pasca-Bencana jadi Pilar Penting untuk Pemulihan Bencana
Rabu, 09 Juni 2021 21:00 WIBOleh Tim Redaksi Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Bupati Bojonegoro, Dr Hj Anna Muawanah, saat haridi Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Identifikasi Kerusakan dan Kaji Kebutuhan Pasca-Bencana (Jitupasna) yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pada Rabu (09/06/2021), menyampaikan bahwa rekonstruksi atau pemulihan pasca-bencana menjadi pilar penting untuk pemulihan fisik maupun sosial masyarakat, dengan menghitung kerugian menyeluruh secara akuntabel.
Bupati Anna Muawanah menyampaikan bahwa kerusakan alam terjadi karena ada beberapa faktor, di antaranya karena faktor lingkungan, faktor manusia, teknokogi, ekonomi, penambangan, pembabatan hutan, termasuk pola masyarakat itu sendiri.
"Kerusakan alam ini sudah terintegrasi dan hampir semua negara di dunia mengalami kerusakan alam yang berpotensi menimbulkan bencana." kata Bupati Anna Muawanah.
Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah, saat hadiri Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Identifikasi Kerusakan dan Kaji Kebutuhan Pasca-Bencana. Rabu (09/06/2021) (foto: istimewa)
Bupati mengungkapkan bahwa Negara Indonesia berada di antara pertemuan lempeng bumi, yang juga dikelilingi oleh gunung berapi atau Ring of Fire. Sehingga potensi gempa dan gunung meletus kerap kali terjadi, sehingga identifikasi kerusakan dan kaji kebutuhan pasca-bencana untuk rekonstruksi pasca bencana menjadi pilar penting untuk pemulihan fisik maupun sosial masyarakatnya dengan menghitung kerugian menyeluruh secara akuntabel.
"Saya berharap bimtek ini bukan hanya sekadar teori dan penyerapan anggaran, tapi sebagai kesiapsiagaan, terutama pada masa pemulihan atau rekonstruksi pasca-bencana di Kabupaten Bojonegoro." kata Bupati Anna Muawanah.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bojonegoro, Ardian Orianto, saat beri sambutan dalam acara Sosialisasi dan Bimtek Identifikasi Kerusakan dan Kaji Kebutuhan Pasca-Bencana. Rabu (09/06/2021) (foto: istimewa)
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bojonegoro Ardian Orianto SSTP dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan Bimtek Jitupasna tersebut dalam upaya cara mengidentifikasi kerusakan serta kajian kebutuhan pasca bencana agar dapat ditindaklanjuti dengan cepat, tepat dan bermanfaat bagi para korban bencana. Dan kegiatan tersebut diikuti oleh OPD terkait serta 28 peserta dari masing-masing perwakilan Kecamatan se-Kab. Bojonegoro.
"Jitupasna merupakan suatu rangkaian kegiatan pengkajian dan penilaian akibat analisis dampak, perkiraan kebutuhan, dan rekomendasi awal terhadap strategi pemulihan yang menjadi dasar penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana." kata Ardian Orianto.
Ardian menambahkan, maksud dan tujuan kegiatan bimtek ini untuk menghitung kerusakan dan kerugian dari dampak bencana dengan tujuan mampu menghitung dampak bencana baik kerusakan maupun kerugian di sektor ekonomi, sektor sosial, sektor infrastruktur, sektor pemukiman, dan lintas sektor.
"Selain itu juga untuk menyiapkan secara dini kepada masyarakat dalam menghadapi bencana dan mengurangi risiko bencana, serta membantu penanganan awal pasca terjadinya bencana bersama pemerintah desa dan masyarakat," kata Ardian.
Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Identifikasi Kerusakan dan Kaji Kebutuhan Pasca-Bencana (Jitupasna), ini digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, mulai Selasa (08/06/2021) hingga Rabu (09/06/2021), bertempat di Hall Hotel Bonero, Desa Leran, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. (adv/imm)