Bedah Cerpen, "Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta"
Yang Pantas Dikencingi itu Komplek Parlemen
Senin, 07 Desember 2015 19:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota - Rasa cinta terhadap sastra Indonesia coba dihidupkan oleh beberapa anak muda Bojonegoro ini. Sore tadi, Senin (07/12), sebuah diskusi kecil membedah karya salah satu sastrawan tenar negeri ini dilakukan di Book Coffee, Jalan Rajekwesi No. 90, Kota Bojonegoro.
Sebuah cerita pendek (cerpen) berjudul, "Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta", jadi suguhan sederhana. Beberapa anak muda ini terpikat gaya narasi pada cerpen karya Ahmad Tohari yang pernah dimuat Harian Kompas edisi 13 September 2015.
Diskusi dimulai pukul 16.00 WIB. Masing-masing peserta diskusi membaca per paragraf cerpen tersebut.
Pembedah pertama, Misbahul Munir, yang dikenal dengan nama pena, Ikal Nur Hidayat, mengupas cerpen karya Ahmad Tohari itu dari sisi realitasnya. Di mana antara Stasiun Jatinegara hingga Stasiun Senin memang terdapat lingkungan kumuh.
"Beberapa hal menarik dalam cerpen ini adalah menggambarkan kebutuhan manusia, seperti makan, tidur dan birahi," ucapnya.
Ikal menambahkan, jika dikaji lebih dalam, makna mengencingi bisa banyak hal. Karena kencing merupakan sampah dari metabolisme tubuh. Tetapi ada yang ditekankan dalam teks, Si Anak tidak boleh mengencingi punggung ibu. Bisa diartikan bahwa seseorang tidak boleh menghina ibu. Yang boleh disumpah-serapahi adalah di luar Ibu. Ibu identik dengan nasib seseorang.
Sementara pembedah kedua, Muhammad Tohir mengaku, sangat menikmati cerpen "Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta", karena tidak ada kalimat yang menggurui. Tidak ada kalimat mendikte dalam cerpen ini.
"Tidak ada satu kalimat langsung di cerpen ini yang bisa dijadikan kuote. Pembaca merasa tidak dibodohi oleh penulis," ungkapnya.
Paling menarik adalah pada penutup cerpen. Penutup cerpen membawa pembaca pada judul tentang anak usia lima tahun yang mau mengencingi Ibu Kota Jakarta. Tohir menyatakan, semestinya yang pantas dikencingi adalah komplek parlemen di Senayan.
"Sebab, di Senayan itu tempat mangkal anggota DPR RI," ucapnya sambil terkekeh. (ver/tap)