Latihan Serius Berujung Manis, Nyafica Juarai Lomba Bertutur tentang Nilai Hidup Orang Samin
Sabtu, 01 November 2025 16:00 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro - Pemkab Bojonegoro menggelar Lomba Bertutur tingkat Kabupaten. Lomba ini berakhir pada Jumat (31/10/2025) kemarin. Sepuluh finalis bersaing memperebutkan juara. Hingga akhirnya dalam final kemarin, Nyafica Jesica Putri, salah satu finalis Lomba Bertutur tingkat SMP/MTs se-Kabupaten Bojonegoro, akhirnya memenangkan perlombaan dan menyabet juara pertama.
Ica, sapaan akrabnya, tampak kaget dan tidak percaya saat namanya disebut. Ia menatap sejenak sebelum akhirnya tersenyum lebar dengan campuran kaget dan haru. "Kaget banget. Awalnya kukira cuma bisa juara tiga atau empat, soalnya teman-teman lain hebat-hebat semua," ungkap Ica, Sabtu (01/11/2025)sambil tertawa kecil mengingat momen itu.
Lomba bertutur tahun ini mengangkat tema cerita Samin, mengajak para peserta menyuarakan nilai-nilai kearifan lokal dalam dialek Bojonegaran. Ica tampil dengan kisah Samin Surosentiko, sosok yang melawan penjajah Belanda bukan dengan senjata, melainkan dengan tutur, sikap, dan kebijaksanaan. "Aku membawakan cerita Samin yang ngelawan Belanda tanpa kekerasan. Cuma lewat omongan, sikap, dan kesabaran," tutur Ica polos namun penuh makna.
Jalan menuju panggung kemenangan tidaklah mudah. Ica berlatih selama tiga minggu penuh, hampir setiap hari, membuatnya sempat lelah. Apalagi ketika harus menyiapkan video babak penyisihan yang bahkan dikerjakan sampai malam. "Waktu itu videonya belum selesai-selesai. Aku sampai nangis karena takut nggak sempat ngumpulin," kenangnya.
Namun, berkat dukungan guru dan keluarga, terutama sang ibu yang selalu mengingatkannya untuk fokus, Ica berhasil melewati tantangan tersebut. "Main HP juga di-stop. Katanya, latihan dulu biar bisa juara," ujarnya sambil tersenyum.
Di balik penampilan Ica, ada sosok Hanung Wistanto, guru sekaligus pelatihnya. Hanung melihat potensi Ica dari awal, seorang siswi dengan keberanian tampil dan kemampuan vokal yang kuat. "Saya pilih Ica karena mentalnya sudah terbentuk. Dia punya basic menyanyi, jadi saya padukan dengan unsur vokal dan tembang macapat dalam penampilannya," ujar Hanung.
Ia menjelaskan bahwa dalam penampilan Ica, diselipkan tembang campursari dan macapat "Mas Kumambang", yang menggambarkan penderitaan rakyat di masa penjajahan. Paduan tutur, lagu, dan ekspresi membuat pementasan Ica terasa hidup dan menyentuh.
Hanung mengaku awalnya hanya menargetkan sepuluh besar. Namun, semangat dan kerja keras Ica membuat hasilnya melampaui harapan. Di luar prestasi, Ica menyimpan impian besar untuk menjadi dokter, terinspirasi dari mendiang ayahnya yang pernah sakit. "Aku pengen jadi dokter biar bisa bantu orang sakit. Soalnya dulu nggak tega lihat bapak sakit," ujarnya lirih.
Bagi Hanung, semangat Ica adalah teladan bagi teman-temannya. Ia berharap anak-anak lain berani menunjukkan kemampuan dan terus mengasah diri. "Dasarnya itu membaca. Kalau suka membaca, nanti bisa berimajinasi dan bercerita dengan penuh makna," pesannya.
Sementara itu, Ica punya pesan sederhana tapi dalam untuk teman-temannya: "Jangan suka mengejek. Kalau teman punya bakat, didukung aja. Siapa tahu nanti bisa juara juga," katanya penuh percaya diri.
Penampilan Nyafica Jesica Putri bukan sekadar lomba bertutur. Ia menjadi simbol bahwa kearifan lokal Bojonegoro masih hidup di hati generasi muda melalui tutur yang santun, semangat belajar, dan keberanian untuk bermimpi.(red/toh)










































.md.jpg)






