Petani Kedungtuban, Blora Beralih Tanam Padi Organik untuk Jaga Lahan dan Lingkungan
Jumat, 27 Oktober 2023 13:00 WIBOleh Priyo, S Pd
Blora - Para petani di Kecamatan Kedungtuban mulai menanam dan mengembangkan Padi Organik di sejumlah titik demplot lahan pertanian. Ini dilakukan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikelola oleh Pertamina EP Field Cepu Zona 11.
Melalui kelompok tani "Jemari Agung," setidaknya 15,6 hektar lahan pertanian di Desa Sidorejo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, beralih menjadi lahan pertanian organik. Mereka berkomitmen untuk menjaga kesuburan lahan pertanian, melestarikan lingkungan, dan memberikan nilai tambah bagi para petani.
Kepala Desa Sidorejo, Agung Heri Susanto, menceritakan bahwa awalnya banyak petani beralih ke metode organik karena selama pandemi, banyak petani mengalami gagal panen selama hampir dua tahun.
"Waktu itu hampir semua petani gagal panen, dan saat itu kami mendapatkan dukungan CSR dari Pertamina. Kami kemudian mendirikan sebuah kampus pertanian, dan semua petani bisa belajar di sini secara gratis," jelas Agung saat panen padi organik pada Kamis (26/10/2023).
Menurut Agung, para petani sekarang dapat membuat kompos, pestisida organik, serta melakukan bercocok tanam sendiri, hingga mengolah hasil panen menjadi obat-obatan herbal secara organik.
"Saya berharap inisiatif ini dapat menyebar ke seluruh Blora, terutama dengan dukungan penuh dari Bupati, sehingga Blora dapat menjadi percontohan pertanian organik di tingkat nasional," harap Kepala Desa yang telah menjabat selama tiga periode ini.
Agung menghitung bahwa hingga saat ini sudah ada 15,6 hektar lahan pertanian organik. Oleh karena itu, pendampingan petani sangat penting. Dia berharap pendampingan ini akan berlanjut sehingga para petani dapat mandiri.
"Kami berharap dukungan ini tidak berhenti di sini. Mengingat aspek lingkungan, hal ini tidak bisa dicapai hanya dalam satu tahun. Para petani memerlukan pendampingan dan bimbingan selangkah demi selangkah hingga mereka benar-benar mandiri. Jika ini tidak berlanjut, saya ragu bahwa para petani akan mencapai mandiri," tambahnya.
Panen padi organik di Kedungtuban, Blora. Petani peduli kesuburan lahan tanam dan keseimbangan lingkungan.
Di sisi lain, Supardi, salah satu petani di Desa Sidorejo, merasa senang bisa mendapatkan pengetahuan dalam mengembangkan pertanian organik. Awalnya, ia menghadapi tantangan ketika beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik.
"Ini adalah suatu tantangan, awalnya kami merasa ragu, namun perlahan-lahan kami mengatasi kekhawatiran tersebut. Mereka yang awalnya belum tahu banyak manfaat bercocok tanam dengan metode organik, sekarang ikut serta dalam pertanian organik," jelasnya.
Supardi menyatakan bahwa penggunaan pestisida kimia dalam jangka panjang merusak unsur hara dalam tanah dan berdampak negatif pada ekosistem lingkungan.
"Penggunaan pupuk kimia berdampak negatif pada tanah, air, udara, menyebabkan kehilangan unsur mikro, meningkatkan tingkat keasaman tanah, dan memiliki dampak negatif pada perubahan iklim," katanya.
Oleh karena itu, diperlukan perubahan mindset dan kesadaran para petani untuk lebih banyak mengembangkan lahan pertanian organik daripada menggunakan metode semi-organik atau anorganik.
Muzwir Wiratama, General Manager Pertamina EP Cepu Zona 11, mengatakan bahwa ini adalah bagian dari program CSR yang berhasil. Dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten sangat membantu, dan padi organik ini memberikan dampak positif yang besar, meningkatkan ekonomi masyarakat.
Pertamina akan terus mendukung pengembangan program-program yang bermanfaat bagi masyarakat. Terkait penjualan hasil pertanian organik, ini akan ditangani oleh dinas terkait, dan Pertamina akan tetap mematuhi aturan yang berlaku.
Bupati Blora, H. Arief Rohman, mengapresiasi upaya pengembangan pertanian organik ini. Dia meminta agar kepala desa dapat menjadi contoh bagi warganya.
"Kami akan mendukung pengembangan ini ke seluruh kecamatan. Kami akan mengumpulkan penyuluh pertanian dari dinas untuk memberikan pendampingan dalam pertanian organik secara besar-besaran. Saya berharap Kedungtuban dapat menjadi contoh, dan kita akan meningkatkan luas lahan pertanian organik," lanjut Bupati.
Hasil pertanian organik tidak hanya bagus dan sehat, tetapi juga memiliki harga jual yang lebih tinggi daripada pertanian konvensional yang menggunakan pupuk kimia. Bupati bermimpi Blora dapat menjadi Kabupaten organik, dan dia meminta agar dinas terkait terus berinovasi untuk mewujudkan impian tersebut.
Pertanian organik memiliki banyak manfaat, termasuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang seringkali langka. Para petani dapat membuat pupuk sendiri menggunakan bahan alami yang tersedia di sekitar mereka.(teg/toh)
Reporter: Priyo, S Pd
Editor: Mohamad Tohir