Dibeli Murah, Petani Tolak Jual Gabah ke Bulog
Selasa, 30 Agustus 2016 08:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro - Dirjen Pertanian RI dan Bulog Sub Divre III Bojonegoro menggalakkan pembelian gabah dari petani. Pembelian gabah langsung itu dalam rangka memenuhi target penyerapan gabah Bulog. Dirjen Pertanian dan Bulog menggandeng TNI untuk melakukan pembelian gabah di lapangan.
Petugas Bulog mendatangi wilayah yang mulai panen padi. Di antaranya Desa Temu dan Gedung Arum, Kecamatan Kanor. Kedatangan petugas Bulog didampingi anggota TNI itu dalam rangka sosialisasi pembelian gabah petani untuk Bulog Bojonegoro.
Namun, sosialisasi itu menuai protes dari para tengkulak dan petani. Sebab, pembelian gabah oleh Bulog jauh dari harga gabah saat ini. Gabah para petani dibandrol Rp 3.700 per kilogramnya (Kg) oleh Bulog. Sementara, harga gabah saat ini berkisar antara Rp 4.200/Kg sampai Rp 4.300/Kg.
"Kualitas gabah saat ini cukup bagus, jika dibeli dengan harga segitu para petani yang hancur (rugi berat). Saya sangat tidak setuju," ujar salah satu petani, Ngadiran.
Selain membeli gabah dengan harga murah, Bulog dan Dirjen Pertanian juga meminta TNI untuk mengawasi dan mengusir para tengkulak atau penebas gabah. Sebab, pembelian yang dilakukan penebas lebih mahal, sehingga para petani memilih menjual ke penebas dibanding ke Bulog.
“Kalau Bulog hanya membeli harga gabah rendah seperti itu, jelas petani yang merugi,” ujar petani lainnya, Bambang.
Ia mengaku biaya kebutuhan tanam, pemupukan dan perawatan padi cukup besar. Sehingga, jika gabah dari sawah dibeli dengan harga murah maka petani bakal mengalami kerugian besar. "Daripada dibeli dengan harga murah, ya lebih baik gabahnya ditimbun saja di rumah," paparnya. (her/kik)
Ilustrasi foto www.ekbisrmol.co