PWI Bojonegoro Peringati HPN 2018 dengan Gelar Sholawat Bareng
Senin, 26 Februari 2018 14:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bojonegoro menggelar salawat bersama di halaman kampus Universitas Bojonegoro, kemarin Minggu (25/02/2018) malam. Acara tersebut digelar sebagai peringatan Heri Pers Nasional 2018. Acara dengan tajuk 'PWI Bojonegoro Bersholawat untuk Merajut Ukhuwah dengan Bingkai Kebhinekaan' itu menggendeng Fatihah Indonesia, sebuah kelompok seni musik salawat asal Kecamatan Baureno.
Acara juga dihadiri Syekher Mania dari berbagai kota seperti Tuban, Lamongan dan Gresik. Presiden Syekher Mania Bojonegoro Abdur Rouf juga nampak hadir di tengah-tengah jemaah.
Meski hujan menguyur, gema solawat tetap membahana. Mereka rela untuk hujan-hujanan demi bersholawat bersama, melantunkan puji-pujian dengan iringan musik kepada Nabi Muhammad SAW. Suara Ridwan Ashfi dari Fatihah Indonesia begitu merdu memimpin. Kemerduan suaranya mampu melawan guyuran hujan. Sebuah tarian sufi mengiri sepanjang lantunan tembang salawat. Salah satu tembang dengan syair Jawa berjudul Turi Putih nampak paling mengharukan. Syair yang berisi ajaran untuk selalu mawas diri pada kematian itu membangkitan semangat peserta yang hadir.
Ketua PWI Bojonegoro Sasmito Anggoro dalam sambutannya menyampaikan, bahwa PWI adalah organisasi para jurnalis. Jurnalis atau wartawan, kata Anggoro, adalah penyampai berita dan informasi kepada masyarakat. Tugas jurnalis memegang teguh ajaran Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan kebenaran.
"Nabi Muhammad adalah utusan dari Allah, sebagai rasul beliau adalah penyampai, wahyu yang di terimanya dari Allah melalui malaikat jibril yang wajib disampaikan kepada umatnya. Itu sebagai acuan dari kita teman-teman wartawan untuk selalu menyampaikan berita," ujarnya.
Ketua Yayasan Suyitno, yang menaungi Unigoro, Arif Januwarso menyambut dengan bangga acara ini. Dia berharap PWI selalu sukses. Dia juga berpesan agar para jurnalis bersikap netral dalam menulis berita."Apalagi saat saat ini lagi gencar gencarnya pemilihan kepala daerah," kata Arif.
Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu Sri Bintoro juga hadir. Dia berharap fungsi pers bisa ditegakkan agar mampu menjadi pemersatu bangsa. Tentunya dengan penyampaian berita yang tepat, bukan hoax. Apalagi, kata Kapolres Wahyu, saat suasana Pilkada Bojonegoro memanas nantinya. Pers harus mampu menjadi pendingin suasana.
Tausiyah disampaikan ustadz Prabu. Ulama asal Desa Sukowati Kecamatan Kapas itu mengulas pentingnya salawat. Kata Prabu, orang paling beruntung di dunia ini adalah yang mau mendengar salawat sekaligus mau malantunkannya."Barangsiapa mempunyai hajat apapun itu, agar terkabul perbanyak sholawat," tuturnya.
Kang Prabu juga memberi kejutan agar suasana semakin semarak. Dia menantang hadirin yang bisa menghafal sholawat Munjiyat dan Tibbil Qulub, masing-masing uang sebesar Rp100 ribu dan Rp50 ribu. (mol/mir)