Rudy Tavinos: Tidak Logic, Harga Minyak Mentah di Bojonegoro Lebih Mahal dari New York
Sabtu, 31 Maret 2018 11:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro - CEO sekaligus Founder PT Tri Wahana Universal, Rudy Tavinos, pada Jumat (30/03/2018) malam menyampaikan bahwa seluruh kegiatan operasi mini refinery atau kilang mini milik PT Tri Wahana Universal (TWU) yang berada di Desa Sumengko Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro, secara total berakhir pada 31 Maret 2018.
Penyebab utama tutupnya PT TWU tersebut karena formula penjualan minyak mentah pada PT TWU dinaikkan hingga US$ 6 / barel. sehingga usaha pengolahan minyak mentah di Bojonegoro ini menjadi tidak ekonomis lagi.
“Tidak Logic, harga minyak mentah di kepala sumur di Bojonegoro, lebih mahal dari harga pasar New York,” tutur Rudy.
Rudy menjelaskan bahwa formula harga yang saat diterapkan pemerintah untuk PT TWU adalah ICP plus US$ 6 / barel. Namun karena PT TWU mendapat harga dari EMCL sebesar ICP minus US$ 0,5 / barel, sehingga harga net yang didapat PT TWU adalah sebesar ICP plus US$ 5,5 / barel.
“Harga tersebut lebih mahal US$ 2,5 per barel, dibanding harga minyak mentah di pasar New York,” terangnya.
Masih menurut Rudy, walaupun pemerintah mengatakan dengan harga tersebut masih ada yang akan membeli dan pemerintah akan mendapat keuntungan langsung. Tapi, kembali Rudy menjelaskan, bahwa dengan dijual kepada PT TWU, pemerintah akan lebih untung lagi.
“Karena kami membayar pajak dan pajak kami lebih besar dari kenaikan harga yang US$ 6 per barel tadi,” jelas Rudy.
Belum lagi pajak yang dibayar oleh rekanan PT TWU dan multiplier effect dari adanya usaha pengolahan minyak melalui mini refinery atau kilang mini milik PT TWU.
“Pemerintah melihat itu apa tidak,” tutur Rudy.
Baca: Kilang Mini PT Tri Wahana Universal di Bojonegoro, Hari Ini Tutup
Baca juga: Formula Harga Dinaikkan, Penyebab PT Tri Wahana Universal di Bojonegoro Tutup
Karena usaha pengolahan minyak mentah di Bojonegoro ini sudah tidak ekonomis lagi, PT TWU menghentikan produksinya sejak akhir Januari 2018. Meskipun kontrak yang diberikan pada PT TWU, baru akan berakhir pada akhir tahun 2019.
“Harus kita tutup pak. Tidak bisa tidak. Nanti kilangnya akan kita pindahkan. Ada beberapa tempat yang sudah kita survey,” imbuh Rudi.
PT Tri Wahana Universal (TWU) merupakan perusahaan kilang skala kecil (mini) swasta pertama dan satu-satunya yang ada di Indonesia, yang berada di Desa Sumengko Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro, mulai beroperasi sejak awal tahun 2010 dan berhenti beroperasi pada 31 Januari 2018, sementara kontrak yang diberikan pada PT TWU, baru akan berakhir pada akhir tahun 2019. (red/imm)