Calon Bupati Setyo Wahono Siapkan Langkah Strategis Atasi Kelangkaan Pupuk di Bojonegoro
Rabu, 16 Oktober 2024 20:00 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro - Petani di Bojonegoro sering kesulitan mendapat pupuk bersubsidi akibat pembatasan kuota oleh Pemerintah Pusat.
Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro nomor urut 02, Setyo Wahono-Nurul Azizah telah menyiapkan kebijakan strategis dalam program unggulan untuk mengatasi persoalan kelangkaan pupuk bersubsidi tersebut.
Hal tersebut disampaikan Setyo Wahono saat menghadiri pelatihan pembuatan pupuk organik oleh Kelompok Tunggak Tani “Tumbuh Gerak Tani” di Dusun Sekidang, Desa Soko, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro.
Setyo Wahono menegaskan bahwa pentingnya ketersediaan pupuk untuk mendukung produktivitas pertanian. Menurutnya, ketersediaan pupuk sangat diharapkan oleh para petani.
“Alhamdulillah dengan adanya pelatihan ini sangat bisa membantu para petani hutan, yang selama ini memang tidak mendapat jatah pupuk bersubsidi," kata Setyo Wahono. Rabu (16/10/2024).
Calon Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono saat hadiri pelatihan pembuatan pupuk organik di Dusun Sekidang, Desa Soko, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro. Rabu (16/10/2024). (Aset: Istimewa)
Cabup asli Bojonegoro dari Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo ini berencana melakukan langkah-langkah strategis untuk mengtasi kelangkaan pupuk bersubsidi. Di antaranya menjalin kerja sama dengan distributor pupuk dan Pemerintah Pusat untuk memastikan distribusinya lancar.
Pihaknya juga akan membantu untuk pengadaan pupuk subsidi bagi petani hutan jika diberi amanah memimpin Bojonegoro lima tahun mendatang.
“Kami lagi berusaha untuk menaikkan kuota pupuk bersubsidi di Bojonegoro yang selama ini hanya 70 persen ketersediaannya,” ujar Wahono.
Cabup yang mengusung
tagline “Asli Luwih Apik” ini juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya petani untuk bersinergi dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi sektor pertanian.
Menurut Wahono, pupuk organik juga bisa menjadi alternatif menghadapi persoalan pupuk.
“Jadi, pelatihan pembuatan pupuk organik ini mempermudah para petani hutan untuk mendapatkan pupuk secara mandiri ke depannya,” ucap Wahono.
Selain itu, adik Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno ini juga telah menyiapkan program Kartu Petani Maju Baru bagi petani Bojonegoro. Petani pemegang kartu ini akan mendapat banyak manfaat, yakni bantuan pupuk dan bibit gratis yang akan disesuaikan dengan karakteristik wilayah atau lahan pertanian. Selain itu ada bantuan permodalan untuk usaha tani, edukasi pertanian melalui layanan konsultasi kalender musim, baik mengenai suhu atau cuaca, bencana, manajemen air, dan lain-lain.
Kemudian, petani juga akan memperoleh pemberdayaan pertanian berkelanjutan, yang tahan bencana dan responsif terhadap perubahan iklim, layanan informasi harga komoditas pertanian, jaringan pasar, dan lainnya. Juga layanan untuk penambahan nilai produk pertanian melalui pengembangan produk kemasan produk pertanian seperti sayuran, dan lain-lain, layanan asuransi pertanian berupa pemberian ganti rugi akibat gagal panen.
"Kami juga akan menjamin ketersediaan pupuk untuk petani melalui skema pendirian koperasi yang berkolaborasi dengan BUMDes untuk mempertahankan stabilitas harga," kata Setyo Wahono.
Anak mantan Kepala Desa Dolokgede ini juga akan membangun hilirisasi hasil pertanian dan infrastruktur pertanian. Seperti memperbanyak pembangunan embung atau waduk, dan jaringan irigasi pertanian untuk wilayah-wilayah yang jauh dari sungai Bengawan Solo, sehingga petani bisa melakukan tanam padi dua sampai tiga kali dalam setahun.
Dengan komitmen tersebut, Setyo Wahono berharap dapat membawa perubahan positif bagi pertanian di Bojonegoro, yakni, meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Karena petani hutan itu di Bojonegoro jumlahnya hampir 30 hingga 40 persen,” kata Setyo Wahono. (red/imm)
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo