Pendidikan
Mudahnya Belajar Matematika dengan Metode Gasing
Kamis, 05 Januari 2017 23:00 WIBOleh Rischa Novian Indriyani
Oleh Rischa Novian Indriyani
Bojonegoro Kota - Belajar Matematika dengan metode Gasing (Gampang Asyik Menyenangkan) telah terbukti berpengaruh terhadap hasil pembelajaran siswa di tingkat sekolah dasar. Metode pembelajaran ini ditemukan oleh Prof Yohanes Surya dari Yayasan Surya Institute.
Metode Gasing merupakan metode pemecah rasa takut siswa terhadap pelajaran matematika yang selama ini dianggap sebagai momok.
"Pembelajarannya langkah demi langkah diawali dengan sesuatu yang kongkrit sehingga mudah dimengerti," ujar Aguslina, salah satu pemateri dari Yayasan Surya Institute saat ditemui beritabojonegoro.com (BBC) di sela Pelatihan Matematika Gasing bagi Guru Sekolah Dasar di Pusat Belajar Guru (PBG) Bojonegoro, Kamis (05/01/2017).
Pada metode ini, Aguslina menerangkan, guru tidak hanya menerangkan tentang rumusnya, tetapi juga bagaimana rumus itu sendiri terbentuk. Semisal, mengetahui asal-usul "Pi" yang terdapat pada rumus menghitung lingkaran dengan menggunakan sebuah media. "Maka siswa dapat ikut membayangkan prosesnya dan akan terus mengingatnya," jelasnya.
Terkait keunggulan metode ini, dia menuturkan, pada beberapa tahun lalu Yayasan Surya Institute pernah mendatangi anak-anak SD di Papua yang sudah ditest IQ-nya dibawah 50. Saat itu ada 6 anak kelas VI SD yang diajari dengan metode Gasing.
Hasilnya mengejutkan, saat Ujian Nasional tahun 2010 ada 1 anak dari enam anak tersebut yang mendapatkan nilai 100. Kemudian 4 anak lainnya mendapatkan nilai 95, dan satu lainnya mendapatkan nilai 92. "Padahal anak-anak tersebut sebelumnya tidak bisa menghitung," tutur Aguslina.
Sementara itu, para guru peserta pelatihan Matematika Gasing mengaku senang mengikuti pelatihan yang diadakan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) tersebut. Salah satunya, Bu Tarsih, guru dari SD Beged Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro.
Dia mengaku sudah mencoba mengimplementasikan metode Gasing di kelasnya. "Metodenya seru sekali dan sudah saya coba ke kelas 6 untuk pemanasan. Menggunakan media yang ada di sekitar ternyata bisa betul-betul mengena dan menjadikan siswa saya sedikit berpikir lebih kritis," ujarnya.
Hal senada disampaikan Bu Lia, guru SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro. Dia juga mengaku sudah mengimplementasikan metode tersebut ke sekolahnya dan memang terdapat perbedaan pada hasil pengajaran. "Seandainya saja metode seperti ini sudah ada dari dulu mungkin semua orang akan sukses sekarang," ujarnya sambil tertawa. (rni/moha)