Calon Bupati Setyo Wahono Gagas Pembangunan Rumah Sakit Tipe A di Bojonegoro
Senin, 14 Oktober 2024 16:00 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro - Fasilitas dan jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Bojonegoro saat ini belum memenuhi standar dari world health organization (WHO) maupun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro, jumlah rumah sakit (RS) di Bojonegoro ada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sebanyak empat lembaga, rumah sakit vertikal sebanyak satu lembaga, dan rumah sakit swasta sebanyak enam lembaga. Kemudian Puskesmas sebanyak 35 lembaga, Puskesmas Pembantu (Pustu) sebanyak 70 lembaga, dan klinik kesehatan 28 lembaga.
Dari seluruh lembaga atau instansi ini, termasuk di Polindes atau Ponkesdes, tersedia bidan dan perawat dengan jumlah 253 tenaga dokter, dan 127 dokter spesialis.
Menyikapi hal tersebut, pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro nomor urut 02, Setyo Wahono-Nurul Azizah akan menambah fasilitas maupun tenaga kesehatan agar masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara maksimal.
Salah satu program yang telah direncanakan yaitu akan membangun satu rumah sakit Tipe A atau setara Rumah Sakit milik Provinsi, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Bojonegoro.
Calon Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono saat mengunjungi salah satu pasien RSUD dr Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. (Aset: Istimewa)
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro, dr Ani Pujiningrum MKes menyampaikan bahwa merujuk standar WHO untuk setiap 1.000 penduduk idealnya tersedia satu tempat tidur rumah sakit (RS). Sementara jumlah tempat tidur RS di Bojonegoro tersedia sebanyak 1.456 unit dengan jumlah penduduk 1.363.058 jiwa.
"Artinya rasio tempat tidur RS di Bojonegoro sebesar 1,07. Angka rasio ini masih di bawah rasio tempat tidur RS di Indonesia yaitu sebesar 1,04," ujar dr Ani, panggilan akrabnya. Senin (14/10/2024).
Jika mengacu standar Kementerian Kesehatan RI, standar kebutuhan tenaga dokter spesialis adalah 9 per 100.000 penduduk, dokter umum adalah 30 berbanding 100.000 penduduk, dan dokter gigi 11 per 100.000 penduduk.
Sementara di Bojonegoro, rasio dokter spesialis sebesar 9,3 per 100.000 penduduk, yang artinya sudah sesuai kebutuhan. Tetapi rasio dokter umum sebesar 18,6 per 100.000 penduduk, artinya masih jauh di bawah kebutuhan.
"Rasio dokter gigi masih kurang dari standar karena sebesar 5,8 per 100.000 penduduk," ucapnya.
Terpisah, Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro, Ahmad Supriyanto menyampaikan bahwa belum standarnya fasilitas dan jumlah tenaga kesehatan ini berpengaruh terhadap pelayanan dasar masyarakat, khususnya bidang kesehatan.
"Ke depan ini perlu ditingkatkan, agar masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara maksimal dan berkualitas" tegas politisi Partai Golkar ini.
Sementara itu, calon bupati (Cabup) Bojonegoro, Setyo Wahono menyampaikan telah menyiapkan program unggulan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada lima tahun mendatang. Yakni memperkuat program bantuan jaminan kesehatan gratis bagi masyarakat Bojonegoro dengan target kepesertaan jaminan kesehatan nasional (JKN) hingga 100 persen, dengan meningkatkan dan memperkuat Program Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Selain itu, cabup asli Bojonegoro dari Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, ini juga akan membangun rumah sakit unggulan, yaitu membangun satu rumah sakit Tipe A atau setara Rumah Sakit milik Provinsi, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Bojonegoro.
"Selama ini masih banyak warga Bojonegoro yang masih berobat di rumah sakit Dr Soetomo Surabaya karena di sini peralatan dan tenaga kesehatan masih kurang. Harapan kami, dengan ada rumah sakit Tipe A nantinya warga Bojonegoro dan sekitarnya bisa berobat di sini. Tidak usah jauh-jauh ke Surabaya," kata Setyo Wahono.
Mas Wahono juga akan membangun Rumah Sakit Tipe B di lima titik zona atau kawasan Bojonegoro dan Rumah Sakit Tipe C di 10 titik zona atau kawasan, serta membangun Puskesmas Unggulan di 20 titik zona atau kawasan.
Pembangunan fasilitas kesehatan ini akan semakin memudahkan masyarakat Bojonegoro untuk mendapat pelayanan kesehatan secara maksimal dan berkualitas.
"Kesejahteraan tenaga kesehatan juga akan kita tingkatkan agar mereka maksimal memberikan pelayanan," kata Mas Wahono. (red/imm)
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo