Warga Dander Bojonegoro Ditemukan Meninggal saat Mencangkul di Sawah
Senin, 21 Mei 2018 16:00 WIBOleh Ahmad Muhajir
Oleh Ahmad Muhajir
Bojonegoro (Dander) - Seorang warga Desa Ngraseh RT 006 RW 003 Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro, bernama Samiran (55), pada Senin (21/05/2018) sekira pukul 09.30 WIB pagi tadi, ditemukan meninggal dunia di pinggir sawah, di selatan Lapangan Desa Ngraseh RT 010 RW 002 Kecamatan Dander. Diduga penyebab kematian korban akibat penyakit tekanan darah tinggi yang diderita korban kambuh dan tidak ada yang menolong, hingga akhirnya korban meninggal dunia.
Menurut keterangan Kapolsek Dander, AKP Wijiyanto, yang dikutip dari keterangan saksi-saksi, bahwa kronologi peristiwa tersebut bermula pada Senin (21/05/2018), sekira pukul 06.00 WIB, korban berangkat dari rumah menuju ke sawah bengkok milik Kozin (45), Kepala Desa Ngraseh, yang berada di selatan Lapangan Desa Ngraseh Kecamatan Dander.
“Hingga pukul 08.00 WIB, saksi Kozin melihat korban masih mencangkul di sawah tersebut. Korban saat itu sedang bekerja mencangkul untuk membuat saluran air,” terang Kapolsek.
Selanjutnya, sekira pukul 09.30 WIB, ada seorang pemulung yang tidak diketahui namanya, memberitahu saksi Sutini (60), yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian, bahwa ada orang meninggal dunia di pinggir sawah, sehingga Sutini segera memberitahu warga yang lain dan melaporkan juga pada saksi Kozin, Kepala Desa Ngraseh.
“Kades bersama warga segera mendatangi tempat kejadian tersebut dan benar korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia, dengan posisi tidur terlentang dengan kepala di timur dan kaki di barat,” jelas Kapolsek.
Kapolsek menjelaskan, bahwa berdasarkan hasil identifikasi diketahui ciri-ciri mayat panjang mayat 167 sentimeter, rambut hitam beruban, korban memakai kaos lengan panjang warna kuning kombinasi hijau dan memakai celana pendek warna hijau.
“Tidak ditemukan adakan tanda-tanda penganiayaan atau kekerasan pada tubuh korban.” jelas Kapolsek.
Sedangkan berdasarkan keterangan keluarganya, korban belakangan ini sering mengeluh kepalanya pusing akibat penyakit tekanan darah tinggi yang dideritanya kambuh.
“Diduga sebelum meninggal, penyakit darah tingginya kambuh dan tidak ada yang menolong, sehingga korban meninggal dunia.” imbuh Kapolsek.
Atas terjadinya peristiwa tersebut, ahli waris korban meminta untuk tidak dilakukan otopsi dengan dibuatkan surat pernyataan tidak bersedia dilakukan otopsi mayat.
“Dengan disaksikan kepala desa setempat, jenazah korban diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.” lanjut Kapolsek. (red/imm).