Tokoh Lintas Agama di Bojonegoro Tolak Gerakan People Power
Kamis, 16 Mei 2019 12:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Seruan untuk menolak gerakan people power, tidak hanya datang dari tokoh agama Islam saja, di Bojonegoro Pendeta Stefanus, yang merupakan tokoh agama Kristen di Bojonegoro juga menolak adanya aksi people power karena menurutnya gerakan tersebut merupakan gerakan inskonstitusional.
Hal itu terungkap saat Pendeta Stefanus menghadiri acara Forum Grup Diskusi (FGD) yang diselenggarakan oleh Polres Bojonegoro pada Rabu (15/05/2019) sore bertempat di Aula Rupatama Polres Bojonegoro, yang dilaksanakan dalam rangka cipta kondisi, guna menciptakan situasi yang aman dan kondusif selama bulan Ramadan di wilayah Hukum Polres Bojonegoro.
Hadir dalam acara diskusi tersebut Ketua FKUB Kabupaten Bojonegoro, Ketua Bamag Kabupaten Bojonegoro, Pejabat utama Polres Bojonegoro, Kanit Binmas Jajaran Polres Bojonegoro, Dai Kamtibmas Jajaran Polres Bojonegoro dan Pendeta Kamtibmas jajaran Polres Bojonegoro.
Pendeta Stefanus saat beri sambutan dalam acara Forum Grup Diskusi (FGD) dalam rangka cipta kondisi, yang diselenggarakan oleh Polres Bojonegoro. Rabu (15/05/2019)
Saat memberikan sambutan, Pendeta Stefanus mengatakan bahwa mengenai hasil Pemilu 2019, dirinya mengajak seluruh masyarakat untuk bersabar dan menunggu hasil keputusan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 22 Mei 2019 nanti. Selain itu, apapun hasilnya nantinya agar seluruh elemen masyarakat harus ikhlas menerima hasil resmi yang telah diputuskan oleh KPU, kerana itu merupakan hasil dari suara rakyat saat melakukan pemungutan suara Pemilu, tanggal 17 April 2019 lalu.
"Apapun hasilnya nanti, tetap rakyat yang menang. Karena itu merupakan hasil aspirasi rakyat Indonesia," ucap Pendeta Stefanus.
Pendeta Stefanus juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu sebagai saudara setanah air siapaun pemimpinnya nanti yang terpilih. Selain itu, juga agar membangun komunikasi dengan baik antar sesama agar tidak mudah terhasut oleh berita atau isu yang tidak benar, sehingga dapat membuat perpecahan bangsa.
"Masyarakat Indonesia harus bisa menjaga diri agar tidak terjadi perpecahan dan masyarakat dapat membangun bangsa yang lebih maju," kata Pendeta Stefanus.
Penandatanganan piagam deklarasi, menolah people power, oleh tokoh lintas agama di Bojonegoro. Rabu (15/05/2019)
Adanya kelompok radikalisme yang saat ini mulai banyak bermunculan, Pendeta Stefanu mengajak untuk menjadi hal yang perlu diwaspadai bersama.
"NKRI merupakan harga mati, mari kita jaga bersama keutuhanya," pungkas Pendeta Stefanus.
Diakhir acara dilaksanakan deklarasi dari semua tokoh lintas agama untuk menjaga keutuhan NKRI, mematuhi aturan perundang - undangan, menolak people power karena merupakan tindakan yang inkonstitusional, menjaga kebersamaan semua eleman masyarakat, menjaga Bojonegoro tetap aman damai dan sejuk serta selalu berdoa dan berdzikir untuk keamanan bangsa dan negara Indonesia. (red/imm)