Penderita HIV/Aids Tidak Boleh Dikucilkan Lagi
Rabu, 02 Desember 2015 08:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota – Upaya yang harus dilakukan oleh Voluntary Counseling Testing (VCT), maupun pihak yang berkompeten dalam bidang HIV/Aids saat ini adalah mengubah stigma masyarakat agar tidak lagi menjauhi Orang Dengan HIV/Aids (ODHA), tetapi yang harus dijauhi adalah penyakitnya.
Menurut Ketua Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Bojonegoro, Johny Nurhariyanto mengungkapkan saat ini masyarakat masih menganggap bahwa penularan HIV/Aids bisa terjadi dengan mudah.
"Stigma masyarakat yang masih mengucilkan penderita yang perlu diubah. Padahal menularnya HIV/Aids hanya melalui hubungan seks," ujarnya.
Johny menuturkan, meskipun melakukan kontak langsung seperti misal tinggal bersama atau berjabat tangan bukan merupakan salah satu penyebab penularan HIV/Aids. "Misalnya ada darah penderita yang diluar, itu pun virusnya empat jam sudah mati," jelasnya.
Dalam perayaaan sedunia kemarin, Aliansi Pita Merah bersama dengan sejumlah komunitas, perguruan tinggi dan PMI Cabang Bojonegoro melakukan sosialisasi kepada para pengguna jalan. Mereka membagikan selebaran, poster, bunga dan balon di beberapa titik jalan raya seputar Kota Bojonegoro.
Koordinator Pita Merah, Muhamad Yazid, mengungkapkan, aksi tersebut dilakukan di perempatan Jalan Untung Suropati, MH Thamrin, Ahmad Yani dan jalan TGP, Kelurahan Banjarejo. "Aksi damai ini untuk memberi pemahaman kepada masyarakat agar menjauhi penyakit HIV/Aids," katanya.
Sementara itu, jumlah penderita HIV/Aids di Kabupaten Bojonegoro meningkat. Pada tahun 2014 jumlah penderita HIV/Aids sebanyak 132 kasus dengan jumlah meninggal dunia sebanyak 37 orang penderita. Sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 145 kasus dengan jumlah meninggal dunia 18 orang. Sejak 2002 hingga 2015 ini total penderita HIV/Aids sebanyak 677 orang.
Peningkatan jumlah kasus HIV/Aids ini ada beberapa jenis faktor resiko, di antaranya karena perinatal sebanyak 6 kasus, heteroseksual 130 kasus, dan yang tidak diketahui sebanyak 9 kasus.
Dari jumlah kasus yang di tes HIV, sebanyak 176 orang, mereka yang menderita HIV sebanyak 8 orang, dan penderita Aids sebanyak 137 orang. Paling banyak penderita dari pekerja buruh kasar sebanyak 51 orang, wiraswasta sebanyak 22 orang, lain-lain 17 orang, petani/nelayan dan tidak diketahui 14 orang, ibu rumah tangga 13 orang, karyawan 11 orang, sopir 2 orang dan PSK 1 orang. (ver/kik)
Foto relawan HIV/Aids membagikan selebaran pada sopir truk