Blok Cepu
Produksi Minyak Lapangan Banyu Urip Meningkat Secara Bertahap
Senin, 14 Desember 2015 21:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Gayam - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Blok Cepu, Senin (14/12) ini, mengumumkan produksi minyak dari lapangan Banyu Urip Bojonegoro meningkat secara bertahap ke lebih dari 130.000 barrel minyak per hari. Peningkatan ini seiring dimulainya produksi dari Central Processing Facility (CPF).
Di Lapangan Banyu Urip terdapat 45 sumur yang berproduksi dari tiga tapak sumur, satu fasilitas pemrosesan pusat, jalur pipa darat ke lepas pantai sepanjang 95 kilometer, satu kapal tangki penyimpanan dan alir muat, serta fasilitas bongkar-muat kapal di Laut Jawa. Lapangan Banyu Urip diharapkan mampu menghasilkan 450 juta barrel minyak selama masa operasi proyek.
ExxonMobil yang bermitra dengan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan Badan Kerjasama Blok Cepu (BKS) memulai produksi sejak akhir 2008. Peningkatan output dilakukan bertahap seiring bertambahnya fasilitas pengoperasian di tahun 2014 dan 2015. Lapangan Banyu Urip merupakan proyek minyak terbesar di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Pada puncak produksinya akan menghasilkan sekitar 20 persen target produksi minyak nasional 2016.
“Proyek ini mencerminkan keahlian manajemen proyek yang melibatkan semua pihak termasuk SKK Migas, ExxonMobil, pemerintah daerah, pemasok, dan badan-badan usaha lokal yang masing-masing telah menunjukkan kapabilitasnya,” tutur Project Executive ExxonMobil Cepu Limited, Wieczyinski.
Lapangan Banyu Urip berhasil dibangun 5 konsorsium kontraktor EPC yang dipimpin oleh perusahaan nasional, dan mempekerjakan 17 ribu pekerja lokal dan nasional pada titik puncak kegiatannya, atau 95 persen dari keseluruhan tenaga kerja proyek. Pembangunan fasilitas produksi Banyu Urip melibatkan lebih dari 460 subkontraktor Indonesia, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kapasitas nasional.
“Banyu Urip membantu memaksimalkan nilai sumber energi Indonesia dan menciptakan manfaat yang signifikan dan berkelanjutan,” jelas Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi.
ExxonMobil Cepu Limited sebagai operator memiliki penyertaan saham sebesar 45 persen di Lapangan Banyu Urip, PT Pertamina EP Cepu 45 persen, serta empat Badan Usaha Milik Daerah, yaitu PT Blora Patragas Hulu, PT Petrogas Jatim Utama Cendana, PT Asri Darma Sejahtera, dan PT Sarana Patra Hulu Cepu yang memiliki 10 persen.
Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau KKKS adalah kontraktor yg mengelola Wilayah Kerja (WK) Perminyakan milik negara. Dalam menjalankan kegiatannya KKKS berada di bawah pengawasan dan Pengendalian SKK Migas.
“Kami berterima kasih atas dukungan Pemerintah Indonesia, SKK Migas, mitra kami di Blok Cepu PT Pertamina EP Cepu, Badan Kerjasama Blok Cepu, para kontraktor dan masyarakat,” ujar Presiden ExxonMobil Cepu Limited Jon M Gibbs. (rul/tap)