Porprov Jatim 2022
Mengenal Achmad Teguh Wibowo, Satu-satunya Atlet Layang Gantung asal Bojonegoro
Minggu, 19 Juni 2022 10:00 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro - Achmad Teguh Wibowo, merupakan satu-satunya atlet gantolle atau layang gantung yang dipunyai Kabupaten Bojonegoro, karena cabang oleahraga tersebut masih belum banyak dikenal oleh warga kabupaten penghasil migas terbesar di Indonesia tersebut.
Achmad Teguh Wibowo, pria berusia 33 tahun ini merupakan satu-satunya atlet gantolle atau layang gantung yang mewakili Kabupaten Bojonegoro dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke VII Jawa Timur (Jatim) tahun 2022.
Kepada awak media ini Minggu (19/06/2022), pria asal asal Desa Banjarejo, Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro yang
berperawakan kurus dan murah senyum itu mengaku sehari-harinya berprofesi sebagai pedagang di rumahnya.
Namanya cukup dikenal di cabang olahraga gantolle di Jawa Timur. ‘’Kalau di Bojonegoro sendiri jarang yang tahu kalau saya ini atlet gantolle,’’ katanya saat berkunjung ke rumah Ketua KONI Bojonegoro. Minggu (19/06/2022).
Achmad Teguh Wibowo, saat bertemu Ketua KONI Kabupaten Bojonegoro Ali Mahmudi, Minggu (19/06/2022) (foto: dok istimewa)
Teguh menjelaskan bahwa olahraga gantolle sendiri merupakan olahraga yang penuh tantangan dan risiko. Menurut dia setelah ditarik dengan motor, atlet gantolle yang terbang dengan ketinggian ratusan meter hanya bergantunga pada gantolle yang ada. ‘’Tanpa motor melayang di udara dan hanya mengandalkan gantolle serta angin,’’ katanya.
Bahkan dia menuturkan pernah gagal mendarat dan mengalami turbulensi udara. Saat itu gantollenya menabrak alat peraga Pilkada dan tersangkut kabel telepon yang menyebakan patah tulang lengan kiri. ‘’Saat ikut kejuaraan di Ambarawa Semarang tahun 2016 lalu,’’ kata Teguh.
Teguh bercerita awal mulai mengenal gantolle saat kuliah di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Saat itu dia mengikuti diklat dan mulai tertarik dengan olahraga yang tergabung dalam Federasi Aero Sport Indonesia atau FASI. ‘’Sekitar tahun 2010-an,’’ katanya
Bahkan sampai dengan saat ini dia sudah mengikuti tiga kali Pekan Olahraga Nasional (PON). Di mulai dari PON di Riau tahun 2012 berhasil mempersembahkan medali perak bagi Jawa Timur. Sementara di PON Jawa Barat tahun 2016 dia berhasil meraih medali perunggu. ‘’Di PON Papua saya tidak memperoleh medali,’’ tutur Teguh.
Di Porprov Jatim ke VII tahun 2022 ini dia menyatakan bangga karena gantolle mulai diperlombakan meski hanya pertandingan eksibisi. Menurutnya, setidaknya di Porprov Jatim selanjutnya cabang olahraga gantolle sudah bisa dilombakan secara resmi.
‘’Di Jawa Timur hanya ada lima belas kabupaten yang punya atlet gantolle dan Bojonegoro salah satunya, dan satu satunya saya,’’ kata Teguh.
Pria yang menyandang gelar sarjana olahraga ini menuturkan bahwa dari empatbelas nomor yang dilombakan, dia mengikuti tujuh lomba. Di antaranya adalah Lama terbang, Ketepatan mendarat, Lintas alam bebas, serta Sambar pita. ‘’Semuanya di kelas A,’’ katanya.
Achmad Teguh Wibowo, atlet gantolle saal Kabupaten Bojonegoro, dalam sebuah event. (foto: dok pribadi teguh)
Mengenai potensi olahraga gantolle dikembangkan di Bojonegoro, dia menjelaskan sempat dilakukan survey di sekitar Kecamatan Sekar yang berbukit. Namun di lokasi tersebut menurut dia banyak pohon tingga serta belum ada landasan untuk menarik gantolle agar bisa terbang. ‘’Landasannya butuh sepanjang lima ratus meter dan ini di Bojonegoro yang sulit juga,’’ kata
Masih menurut Teguh bahwa selain masih asing, olahraga gantolle juga membutuhkan keberanian terbang dan tantangan tersendiri. Sempat ada beberapa yang berminat namun setelah melihat prosesnya banyak yang mundur dengan berbagai alasan. ‘’Padahal alat disediakan juga gratis. Beda dengan Jawa Barat, meski bayar jutaan tapi banyak peminat,’’ kata Achmad Teguh Wibowo.
Ketua KONI Kabupaten Bojonegoro Ali Mahmudi, saat bertemu dengan Achad Teguh Wibowo berharap meski cabang olahraga eksibisi namun harus tetap berjuang maksimal.
Ali Mahmudi berpesan agar ke depan Achmad Teguh Wibowo bisa mengkader atlet gantolle di Bojonegoro sehingga akan muncul Teguh-teguh yang lain. ‘’Ini penting sekali dan itu pesen saya,’’ kata Ali Mahmudi. (red/imm)
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo