Menengok Aktivitas Santri Al Rosyid saat Bulan Puasa
Sehari Penuh Dihabiskan Mengaji Kitab Kuning dan Beribadah
Senin, 13 Juni 2016 08:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Dander - Para santri yang memakai sarung dan berkopiah itu tampak duduk bersimpuh di lantai teras rumah. Mereka mendengarkan dengan seksama setiap ucapan yang disampaikan oleh kiai yang duduk di antara mereka. Setiap santri tampak memegang kitab kuning yang bertuliskan huruf arab gundul. Ketika sang kiai mengucapkan sesuatu memakai bahasa jawa, para santri tampak sibuk menuliskannya di bawah tulisan arab gundul itu.
Pagi itu, para santri sedang mengaji kitab kuning yang diajarkan oleh Kiai Shofiullah. Kegiatan mengaji itu berlangsung santai di teras rumah di dalam kompleks Pondok Pesantren Al Rosyid di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro. Sejak subuh, para santri mengaji hingga pukul 10.00 pagi.
“Sejak subuh, kami mengaji tiga kitab kuning yaitu kitab Lailatul Qodar, kitab Lukman Hakim dan kitab Manafiud Doa,” ujar Nabil, 18, salah satu santri asal Kediri yang mengaji pagi itu.
Para santri laki-laki duduk bersimpuh di antara kursi dan meja di teras rumah yang cukup besar itu. Sementara, para santri perempuan mengaji di dalam rumah. Namun, mereka juga mengikuti dengan seksama yang diucapkan oleh sang kiai.
Suasana di kompleks Pondok Pesantren Al Rosyid pagi itu agak lengang. Beberapa santri terlihat menjerang jemuran di dekat asrama, sementara santri lainnya tampak mengaji di dalam ruangan kelas yang ada di ujung utara kompleks pondok. Sedangkan, santri lainnya tampak duduk-duduk di dekat masjid.
Kompleks Pondok Pesantren Al Rosyid sekitar tiga hektare lebih. Di sisi timur hingga utara berdiri dengan megah gedung sekolah mulai taman kanak-kanak, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), hingga Madrasah Aliyah (MA). Di sisi selatan, berdiri rumah pengasuh pondok di antaranya rumah KH Alamul Huda Masyhur yang berada di sebelah paling barat. Di sisi barat, ditempati asrama dan pondokan para santri. Sementara, di tengah terdapat lapangan yang dipakai untuk berbagai kegiatan para santri.
Pada awal bulan Ramadan, kegiatan sekolah diliburkan. Mereka yang kini tinggal di pondok adalah para santri yang belajar mendalami ilmu agama. Sedikitnya ada 400 santri yang tinggal di pondok pesantren itu.
“Kegiatan selama bulan puasa sangat padat. Mulai pagi sampai malam kami habiskan dengan mengaji dan belajar,” ujar Nabil.
Pada malam hari, para santri mengikuti salat tarawih di masjid yang ada di dalam kompleks. Selepas itu, mereka mengaji tadarus hingga tengah malam. Sebagian santri ada yang mengaji kitab kuning dibimbing kiai atau santri yang lebih tua.
Menurut Kiai Shofiullah, kegiatan para santri selama bulan puasa memang cukup padat. Mereka mengaji ilmu fikih, ilmu alam, ilmu hikmah dan perjalanan para nabi. “Para santri belajar berbagai kitab itu sesuai jenjangnya,” ujarnya.
Setiap hari selama puasa ini para santri bisa melahap 5-7 kitab kuning. Mereka belajar kitab klasik yang memakai huruf arab gundul dan memakai bahasa jawa itu sejak pagi hingga malam. Dengan begitu, para santri diharapkan akan mendalami ilmu agama dengan utuh dan penuh.
Selain mengaji berbagai kitab kuning, para santri di Ponpes Al Rosyid ini juga diharuskan mengkhatamkan Alquran selama puasa. Bahkan, kalau bisa para santri harus mengkhatamkan Alquran sebanyak 2-4 kali. (her/kik)