Seminar Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) KPK oleh IDFoS
Pentingnya Sosialisasi tentang Makna Korupsi bagi Masyarakat
Rabu, 07 September 2016 17:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota - Sebagai upaya melawan korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK membuat gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) di seluruh Indonesia. Di Bojonegoro dengan menggandeng organisasi non pemerintah (Ornop) Institute Development For Society atau IDFoS KPK menggelar seminar SPAK hari ini, Rabu (07/09/2016) pukul 09.00, bertempat di aula gedung BPMPD Jalan Panglima Soedirman Bojonegoro.
Seminar ini menghadirkan narasumber Ketua DPRD Kabupaten Bojonegoro Mitroatin dan wakil dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Freedy Reynaldo Hutagol. Pesertanya dari berbagai Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dan beberapa organisasi mahasiswa seperti PMII, HMI, GMNI, dan lain-lain.
Dalam sambutannya, direktur IDFoS Ahmad Taufik menyampaikan bahwa seminar ini adalah kelanjutan dari Training of Trainer (ToT) SPAK di Bali pada bulan Mei 2016 lalu. Tiga anggota perempuan dari IDFoS yakni Riska Dewi, Rika Wulandari, dan Sais Sulithoh menghadiri pelatihan itu. "Tentunya setelah melalui kegiatan tersebut, para agen SPAK untuk menebar ilmu yang didapat untuk kebaikan, salah satunya dengan adanya seminar ini," ungkapnya.
Sekilas tentang SPAK, gerakan ini diluncurkan pertama kali pada 22 April 2014. Peluncurannya dikemas dalam bentuk talkshow dan bedah buku. Narasumbernya adalah Ibu Meuthia Hatta, Dian Kartika Sari (Sekjen KPI), Ibu Yuyun dari NTB (perempuan yang berani mengatakan tidak pada praktek korupsi dalam pekerjaannya), Busyro Muqoddas (pimpinan KPK saat itu). Bedah buku ‘Saya, Perempuan Anti Korupsi' dilakukan oleh Busyro Muqoddas dan Gandjar Laksamana Bonaprapta (Dosen FH UI).
Kenapa perempuan? Sebab perempuan dengan segala kelembutan memiliki kekuatan dan cara yang khas untuk melawan, melindungi keluarga dan lingkungan yang dikasihi dari hal-hal buruk yang mengancam kehidupan. Secara umum program ini terdiri dari dua kegiatan: pertama adalah pelatihan untuk fasilitator atau para calon agen SPAK. Kedua, penyebaran pengetahuan anti korupsi (sosialisasi) yang dilakukan oleh para agen.
Mengapa perempuan? Sebab perempuan dengan segala kelembutan memiliki kekuatan dan cara yang khas untuk melawan, melindungi keluarga dan lingkungan yang dikasihi dari hal-hal buruk yang mengancam kehidupan.
Lebih lanjut Taufik menambahkan bahwa akan ada seminar-seminar lanjutan setelah ini. Para agen SPAK ini juga mensosialisaskan nilai anti korupsi dengan komunitas bisnis, juga ada kegiatan bersifat permainan saat Car Free Day di alun-alun Bojonegoro.
Ketua DPRD Mitroatin menyampaikan bahwa dirinya sangat mendukung gerakan SPAK ini. "Saya hadir di sini sebagai seorang warga negara, juga sebagai ibu dan istri. Mendengar istilah korupsi tentunya tidak asing. Tetapi berbeda dengan orang-orang di desa. Mereka tahu kata korupsi dari televisi, di mana para pejabat ditangkap karena dugaan korupsi. Untuk itu, sosialisasi tentang makna korupsi itu sendiri itu sangat penting," jelasnya.
Kegiatan ini berjalan dengan lancar, meskipun harus mundur satu jam dari jadwal yang ditentukan.(ver/moha)