Akibat Kemarau Panjang, Penjual Pakan Ternak di Blora Menuai Berkah
Kamis, 26 September 2019 16:00 WIBOleh Priyo SPd Editor Imam Nurcahyo
Blora - Musim kemarau yang terjadi di wilayah Kabupaten Blora, membuat para peternak sangat kesulitan mencari rumput untuk pakan ternak. Namun, hal itu juga membuat para penjual pakan ternak di Blora meraup keuntungan. Bahkan, akibat rumput langka, penjualan naik hingga seratus persen lebih.
Jayus (49), penjual pakan ternak di Desa Tempellemahbang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora mengaku, ditemui awak media ini pada Kamis ((26/09/2019) siang menuturkan bahwa rumput jualannya naik hingga 100 persen lebih.
"Di musim kemarau ini memang susah cari rumput. Karena sulit, akibatnya harga rumput mahal," kata Jayyus, Kamis (26/09/2019).
Saat ini, penjualan rumput naik hingga 100 persen dari hari sebelumnya sebelum terjadi musim kemarau.
"Lumayan, harga mahal dan banyak yang beli rumput. Kalau sebelumnya hanya dapat hasil 50 ribu hingga 100 ribu rupiah, sekarang per hari bisa dapat hasil 200 ribu rupiah," kata Jayus
Jayus sendiri mendapatkan pakan ternak yang didatangkan dari luar daerah Blora, seperti dari Grobongan dan Bojonegoro, harga per ikat iya beli dengan harga Rp 5.000 dan ia jual kembali dengan harga Rp 6.000 per ikat.
"Rumput ini saya datangkan dari Grobongan dan Bojonegoro. Saya ambil keuntungan seribu rupiah tiap ikat," ujar Jayus.
Lapak penjualan pakan ternak milik Jayus, di Desa Tempellemahbang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Kamis ((26/09/2019)
Sumidjan (59) pembeli pakan ternak mengaku, akibat kekeringan menyebabkan peternak kesulitan mencari rumput. Menurutnya kondisi ini sudah dialami sejak tiga bulan lalu.
"Di musim kemarau ini cari rumput sangat sulit sekali, sudah pada kering," kata Sumidjan.
Sumidjan mengaku, dirinya tiap hari membeli pakan ternak sebanyak dua ikat yang dengan harga per ikat Rp 6.000. Karena di wilayah Desa Tempellemahbang, sudah jarang rumput. Akhirnya Sumidjan terpaksa harus beli pakan ternak tiap hari.
"Biasanya harga per ikat 5 ribu rupiah, musim kemarau ini harganya jadi naik menjadi 6 ribu rupiah. Itupun sering kehabisan kalau mau beli," katanya. (teg/imm)