Dampak Musim Kemarau Meluas, 15 Desa di 9 Kecamatan di Bojonegoro Alami Krisis Air Bersih
Senin, 14 September 2020 12:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Musim kemarau kali ini berdampak terjadinya krisis air bersih di sejumlah desa di wilayah Kabupaten Bojonegoro, yang jumlahnya tiap hari kian bertambah.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menyebutkan bahwa hingga pertengahan September 2020, setidaknya 26 dusun di 15 desa yang tersebar di 9 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro telah mengalami krisis air bersih dan telah mengajukan permohonan distibusi bantuan air bersih.
Guna mengatasi krisis air bersih tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui BPBD Kabupaten Bojonegoro mulai Senin (07/09/2020) lalu telah melakukan distribusi atau droping bantuan air bersih kepada warga yang membutuhkan.
Petugas BPBD Bojonegoro saat distribusikan air bersih di salah satu desa di Bojonegoro.
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, BPBD Bojonegoro, Yudi Hendro Kartono SE, kepada awak media ini menuturkan bahwa berdasarkan data yang masuk di BPBD Bojonegoro, sudah ada 26 dusun di 15 desa yang mengajukan permintaan bantuan air bersih.
Sementara pihaknya telah membuat jadual pengiriman bantuan air bersih pada desa atau dusun yang telah mengajukan permohoan bantuan. Dan hingga Senin (14/09/2020) hari ini, pihaknya telah mendistribusikan bantuan air bersih di 9 desa yang 5 Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, antara lain 1). Desa Sumberharjo dan Desa Margoagung Kecamatan Sumberjo; 2). Desa Ngorogunung dan Sumberbendo Kecamatan Bubulan; 3). Desa Kolong, Butoh, Desa Ngasem Kecamatan Ngasem; 4). Desa Sumberjokidul Kecamatan Sukosewu; dan 5). Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander.
"Hingga hari ini BPBD Bojonegoro telah mendistribusikan air bersih sebanyak 42 rit atau truk tangki," kata Yudi Hendro Kartono.
Adapun desa-desa yang saat ini telah mengajukan permohonan bantuan air bersih antara lain: Desa Sumberharjo dan Desa Margoagung, Kecamatan Sumberejo; Desa Ngasem, Desa Butoh, dan Desa Kolong, Kecamatan Ngasem; Desa Sumberbendo dan Desa Ngorogunung, Kecamatan Bubulan; Desa Mulyorejo dan Desa Gamongan, Kecamatan Tambakrejo; Desa Sumberjokidul, Kecamatan Sukosewu; Desa Nganti dan Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngraho; Desa Kasiman, Kecamatan Kasiman; Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander; Desa Donan, Kecamatan Purwosari.
"Untuk desa-desa yang sudah mengirimkan permohonan bantuan air bersih, kahi harap bersabar untuk menunggu jadual pengiriman yang telah kami buat," kata Yudi Hendro Kartono.
Sedangkan untuk warga masyarakat yang di wilayahnya sudah mengalami kesulitan air bersih, agar segera melaporkan kepada kepala desa setempat, agar nantinya kepala desa segera membuat surat permohonan ke BPBD Bojonegoro, karena dalam proses pendistribusian air bersih tersebut permintaan harus melalui Pemerintah Desa dan diketahui oleh Pemerintah Kecamatan baru disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
"Agar nantinya dapat kami jadualkan untuk dilakukan droping air bersih." kata Yudi hendro Kartono.
Untuk diketahui bahwa berdasarkan data BPBD Bojonegoro tahun 2019 lalu, pada musim kemarau tahun 2020 ini diperkirakan setidaknya ada 79 desa di 22 kecamatan, yang berpotensi mengalami krisis air beris akibat kekeringan.
Guna mengantisipasi krisis air bersih bagi warga yang terdampak musim kemarau, Pemkab Bojonegoro melalui BPBD telah menyiapkan anggaran untuk pengadaan atau droping air bersih sebesar Rp 435 juta, atau sekitar 1.000 tangki air bersih dengan kapasitas 5.000 liter, untuk desa atau daerah-daerah yang membutuhkan air bersih. (dan/imm)