10 Desa di Bojonegoro Mulai Alami Krisis Air Bersih, BPBD Lakukan Distribusi Air Bersih
Senin, 07 September 2020 18:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Dampak musim kemarau mulai dirasakan warga di sejumlah desa di Kabupaten Bojonegoro dan memasuki awal September 2020 ini, setidaknya sudah ada 10 desa di Kabupaten Bojonegoro yang mengalami krisis air bersih. Dimungkinkan, dalam beberapa waktu mendatang, akan ada beberapa desa lagi di Kabupaten Bojonegoro yang alami krisis air bersih.
Guna mengatasi adanya krisis air bersih tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro mulai Senin (07/09/2020) hari ini, melakukan distribusi atau droping bantuan air bersih kepada warga yang membutuhkan.
Petugas BPBD Bojonegoro saat distribusikan air bersih di Desa Ngorogunung Kecamatan Bubulan Bojonegoro. Senin (07/09/2020)
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, BPBD Bojonegoro, Yudi Hendro Kartono SE, kepada awak media ini menuturkan bahwa berdasarkan data yang masuk di BPBD Bojonegoro, sudah ada 10 desa yang mengajukan permintaan bantuan air bersih. Menurutnya, besar kemungkinan akan ada beberapa desa lagi yang mengajukan permohonan bantuan air bersih.
"Hari ini kita mulai melakukan distribusi bantuan air bersih bagi desa-desa yang sudah mengajukan permohonan. Setiap hari kita akan distribusikan air bersih sesuai jadual dengan skala prioritas, berdasarkan permintaan dari masing-masing desa." kata Yudi Hendro Kartono.
Adapun ke-10 desa yang telah mengajukan permohonan bantuan air bersih tersebut yaitu: Desa Ngorogunung dan Desa Sumberbendo Kecamatan Bubulan; Desa Butoh, Desa Ngadiluwih, Desa Bareng, dan Desa Setren Kecamatan Ngasem; Desa Duwel dan Desa Ngrandu Kecamatan Kedungadem; Desa Donan Kecamatan Purwosari; dan Desa Sumberharjo Kecamatan Sumberrejo.
"Hari ini kita melakukan dropping air sebanyak 4 rit untuk 3 desa, yaitu 2 rit untuk Desa Sumberharjo Kecamatan Sumberrejo, 1 rit untuk Desa Ngorogunung Kecamatan Bubulan dan 1 rit untuk Desa Butoh Kecamatan Ngasem," kata Yudi Hendro Kartano.
Lebih lanjut Yudi mengimbau kepada masyarakat apabila di wilayahnya sudah kesulitan air bersih, agar segera melaporkan kepada kepala desa setempat. Dan kepada kepala desa yang di wilayahnya mulai kesulitan air bersih, agar segera membuat surat permohonan ke BPBD Bojonegoro, karena dalam proses pendistribusian air bersih tersebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh masyarakat, bahwa permintaan harus melalui Pemerintah Desa dan diketahui oleh Pemerintah Kecamatan baru disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
"Berdasarkan permohonan tersebut nantinya dapat kami jadualkan untuk dilakukan droping air bersih." kata Yudi hendro Kartono.
Untuk diketahui bahwa dari data tahun lalu, diprediksi pada musim kemarau tahun 2020 ini setidaknya ada 79 desa di 22 kecamatan, yang berpotensi mengalami krisis air beris akibat kekeringan.
Guna mengantisipasi krisis air bersih bagi warga yang terdampak musim kemarau, Pemkab Bojonegoro melalui BPBD telah menyiapkan anggaran untuk pengadaan atau droping air bersih sebesar Rp 435 juta, atau sekitar 1.000 tangki air bersih dengan kapasitas 5.000 liter, untuk desa atau daerah-daerah yang membutuhkan air bersih. (dan/imm)