Warga Keluhkan Ikan Munggut Berbau Minyak Tanah
Sabtu, 12 Desember 2015 15:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota - Hati-hati mengonsumsi ikan hasil tangkapan saat munggut atau pladu. Sebab, dalam dua hari ini banyak warga di Bojonegoro yang mengeluh bahwa ikan hasil munggut kalau dimasak dan dimakan berbau seperti minyak tanah.
Kondisi ikan munggut berbau minyak tanah atau solar itu sempat menjadi pembahasan seru di beberapa grup akun facebook. Salah satunya di grup facebook Media Bojonegoro.
Seperti yang dituliskan oleh pemilik akun Satria Dhewaia bahwa ikan yang sudah dicuci bersih dan dimasak, namun masih berbau solar.
"#Kota minyak Luuurrr, iwak og wis tak umbah resik, tak masak isek mambu solar,,,???? Iwakmu piye luuurrr,,,???? opo iwak saiki bahan bakare solar piye yow luuurrrr,,,wkwkwkwkw???" tulisnya dan diposting pukul 07.00 WIB pagi tadi.
Postingan pemilik akun Satria Dhewaia langsung mengundang 59 like dan 34 komentar. Hampir semua komentar ditulis senada dengan keluhan Satria Dhewaia. Salah satunya pemilik akun Windi Marta Aries. Dia turut menimpali, "Iyo iwaku yoyow mambu solar," tulisnya.
Keluhan senada juga disampaikan, Jumadi (47), warga Desa Mori, Kecamatan Trucuk. Dia mengaku, ikan-ikan yang ditangkapnya pada kemarin dan hari ini, Sabtu (12/12), berbau minyak tanah atau solar.
"Sudah saya cuci bersih, Mas. Tetap saja berbau minyak tanah. Tahun lalu juga sama seperti sekarang. Tapi saya tetap ikut menangkapnya, karena rame-rame, Mas," ujarnya sambil terkekeh.
Dewi Erfina Putri (19), warga Ledok Wetan, Kecamatan Bojonegoro, mengungkapkan, saat membersihkan dan memasak ikan tangkapan saudaranya, dirinya kaget karena ikan-ikan itu ada aroma minyak tanahnya. Selain itu, warna ikan tidak sesegar biasanya, cepat membusuk. "Banyak tetangga sini juga ngomong, iwake mambu lenga," ucapnya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bojonegoro Elsadeba Agustina, saat dikonfirmasi beritabojonegoro.com melalui pesan Whatsapp, mengatakan, pihaknya belum mendapatkan laporan terkait dugaan pencemaran minyak bumi di Bengawan Solo.
“BLH, kemarin sudah mengecek air Bengawan Solo di wilayah Desa Dengok, Kecamatan Padangan, dan tidak ada pencemaran. Memang, saat saya mencicipi ikan goreng hasil pladu di rumah Kades Dengok, rasanya ikan itu tidak segurih seperti biasanya, tetapi tidak ada bau minyak,” tulisnya melalui pesan WA, Sabtu (12/12).
Menurut Elsadeba, peristiwa munggut atau pladu itu termasuk salah satu fenomena alam. Dan, hal itu wajar terjadi ketika ada perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan. Kemungkinan air bengawan yang berwarna keruh kecoklatan menjadi sebab ikan-ikan keluar ke permukaan.
"Hal ini bisa terjadi 2 sampai 3 hari, nanti ketika air kembali bening, kondisnya akan normal lagi," imbuhnya. (ver/tap)
*) Ilustrasi ikan pladu dari ndeso94.com