Kesulitan Air, Perajin Batu Bata di Blora Alami Penurunan Produksi
Minggu, 10 September 2023 13:00 WIBOleh Priyo, S. Pd
Blora - Musim kemarau tahun ini membuat sejumlah daerah di Kabupaten Blora kesulitan air bersih. Tak hanya untuk kebutuhan sehari - hari, musim kemarau ini juga berdampak kepada perajin batu bata di Blora.
Perajin batu bata di Desa Tempurejo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Juremi, mengaku tidak bisa produksi secara maksimal karena sulitnya mendapatkan air untuk mengolah tanah liat.
"Di musim kemarau ini kalau untuk mengeringkan cepat, tapi kita terkendala sulitnya air, jadi produksinya gak bisa maksimal," ungkap Juremi saat ditemui di lokasi pembuatan batu bata di desa Tempurejo, Senin (11/9/2023).
Juremi menjelaskan, akibat sulitnya mendapatkan air yang akan digunakan untuk mengolah tanahnya, mengakibatkan dirinya harus mengurangi hasil produksinya.
"Karena ini ambil air nya agak sulit dan jauh, jadi produksi saya kurangi," jelasnya.
Dirinya juga mengaku, bila dibandingkan dengan musim penghujan dirinya bisa memproduksi bata merah secara maksimal karena kondisi air yang gampang dan pengolahan tanah yang mudah karena terkena air hujan.
"Kalau musim hujan produksi malah bisa maksimal, karena pengolahan tanahnya mudah karena terkena air hujan," jelasnya.
Tak hanya kesulitan mendapatkan air, dirinya mengatakan di musim kemarau ini harga batu batu juga mengalami penurunan. Harga yang semula bisa Rp 400 perbiji kini turun menjadi Rp 350 perbiji.
"Pemasarannya kalau musim hujan pengeringannya itu agak lama jadi harga naik dikit," katanya.
Akibat sulitnya mendapatkan air dan turunnya produksi dan harga batu bata membuat omset penjualannya menurun hingga satu persen. (teg/toh)
Reporter: Priyo, S Pd
Editor: Mohamad Tohir