Daya Beli Petani Jawa Timur Tergerus Lagi, NTP November 2025 Turun ke 114,44
Jumat, 05 Desember 2025 14:00 WIBOleh Tim Redaksi
Jawa Timur - Badan Pusat Statistik Jawa Timur mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) provinsi ini kembali melemah pada November 2025. Angkanya turun 0,47 persen, dari 114,98 menjadi 114,44. Penurunan ini menjadi gambaran nyata bahwa daya beli petani di perdesaan semakin tertekan.
Menurut Kepala BPS Jawa Timur, Zulkipli, penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan antara harga yang diterima dan harga yang harus dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (It) turun 0,32 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) untuk kebutuhan rumah tangga dan biaya produksi justru naik 0,15 persen.
“NTP pada dasarnya adalah cerminan kemampuan petani menukar hasil panennya dengan barang dan jasa yang mereka butuhkan. Kalau angkanya turun, artinya daya beli dan daya tukarnya melemah,” jelas Zulkipli, Jumat (05/12/2025).
Dari lima subsektor pertanian, hanya hortikultura yang mampu tersenyum di tengah tekanan. Subsektor ini justru melonjak 8,07 persen, dari 124,25 menjadi 134,28. Sebaliknya, empat subsektor lain kompak terpuruk. Yang paling dalam adalah tanaman pangan yang anjlok 2,08 persen, diikuti peternakan yang turun satu persen penuh. Tanaman perkebunan rakyat dan perikanan juga ikut melemah, meski hanya tipis masing-masing 0,11 persen dan 0,10 persen.
adsense#
Kondisi serupa juga terjadi di hampir seluruh Pulau Jawa. Dari lima provinsi yang dipantau, hanya Jawa Barat yang berhasil membukukan kenaikan NTP sebesar 0,28 persen. Sementara itu, DI Yogyakarta menjadi yang paling parah dengan penurunan 2,08 persen, disusul Banten (-0,52 persen), Jawa Timur (-0,47 persen), dan Jawa Tengah (-0,26 persen).
Penurunan NTP kali ini sekali lagi mengingatkan bahwa petani Jawa Timur masih menghadapi tantangan berat: harga hasil panen cenderung tertekan, sementara biaya pupuk, pakan, dan kebutuhan hidup terus merangkak naik. (red/toh)































.md.jpg)






