Lurung Kala Bendu, Sajian Kehidupan Masyarakat Kecil oleh Sandur Sedhet Srepet
Minggu, 28 Desember 2025 14:00 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro – Kelompok Teater Sandur Sedhet Srepet berhasil memukau penonton dengan pertunjukan drama berjudul "Lurung Kala Bendu" pada Sabtu (27/12/2025) di Aula Lemcadika Kalianyar, Kecamatan Kapas, Bojonegoro. Pertunjukan yang disutradarai oleh Oky Dwi Cahyo ini menjadi penutup tahun yang mengesankan, sekaligus menyajikan cermin sosial tentang kehidupan masyarakat kecil di tengah tekanan ekonomi dan hutang.
Lakon karya Joko Bibit Santoso ini dibawakan dalam gaya blabar khas Sandur Bojonegoro yang cair, lugu, namun penuh kedalaman. Berlatar di sebuah lurung (gang sempit) sebagai pusat interaksi warga, cerita mengupas isu-isu seperti hutang-piutang, gaya hidup yang melebihi kemampuan, serta kerapuhan relasi keluarga.
Cerita dimulai dengan tokoh Ngabdul yang mengigau dan bermimpi surealis di atas becak, melibatkan siluman Buto Ijo sebagai simbol kegelisahan batin. Konflik utama berpusat pada Santoso, seorang buruh sederhana yang terguncang karena hutang istrinya, Darsi, sebesar 3,5 juta rupiah kepada Bu Sugi untuk biaya sekolah anak. Tekanan ini memuncak hingga Santoso mengusir Darsi, sementara Mbah Sumi sebagai suara kebijaksanaan menolak penjualan tanah keluarga.
Para pemain yang mayoritas muda dan dari berbagai latar belakang pekerja berhasil menghidupkan karakter-karakter membumi, seperti:
- Santoso (diperankan M. Fianda Ruly Ananta)
- Mbah Sumi (Siti Mu’afhahril K.)
- Pak Slamet (Bagus Indra C.)
- Bu Sugi sebagai penagih hutang yang disegani sekaligus ditakuti
Serta tokoh pendukung seperti Sukidi, Wakidin, dan Kampret yang mewakili harapan generasi muda.
Melalui dialog sederhana, humor khas Sandur, dan konflik yang dekat dengan keseharian, "Lurung Kala Bendu" tidak hanya menjadi tontonan, tapi juga ajakan untuk merenungkan hutang moral, tanggung jawab sosial, dan kesetiaan dalam komunitas.
Pertunjukan ini merupakan eksperimen panggung yang liar dan jujur, serta diharapkan bisa dipentaskan ulang untuk penonton yang belum sempat hadir. Teater Sandur Sedhet Srepet kembali membuktikan komitmennya dalam melestarikan seni tradisi Jawa sekaligus menyuarakan isu-isu sosial kontemporer di Bojonegoro. (red/toh)



































.md.jpg)






