13 Wasiat Terlarang Karya Ipho Santosa
Tidak Benar-Benar Terlarang Baca Buku Ini
Minggu, 17 Januari 2016 17:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
BUKU ini sampai memecahkan rekor muri. Buku ini luar bisa begitu diluncurkan, hingga sat ini. Ditulis oleh seorang motivator sejati putra Indonesia, Ippho Santosa.
Saya yang sebelumnya agak kurang suka membaca buku-buku motivasi, membaca buku ini terasa beda. Itu tidak lain karena ditulis dengan sangat berbeda dan berbakat sekali. Intinya buku ini mengupas mengenai otak kanan dan energi yang ditimbulkannya.
“Peganglah baik-baik kutipan religius yang satu ini, “Mulailah dengan yang kanan.” Penafsirannya menurut penulis—juga menurut Ary Ginanjar dalam ESQ-nya, “Mulailah dengan otak kanan.” Begitulah, otak kanan itu sedemikian krusial dan kritikal. Bahkan untuk beranjak dan bergerak ke sisi kanan dalam Cashflow Quadrant-nya Robert Kiyosaki, asahlah otak kanan! Catat itu!”
Demikian Ippho menulis dalam salah satu lembar halman buku 13 Wasiat Terlarang. Dan itulah yang terpenting menurut saya. Saya yang tidak punya jiwa bisnis dan entrepreneur menyukai buku ini, apalgi yang jelas-jelas terlibat penuh. Bagi Ipho, otak kanan berkaitan dengan kreativitas dan tidak formal.
Kreativitas inilah yang menjadi motor penggerak otak kanan dalam segala hal. Tidak ada kata sulit dan hambatan yang berarti bagi seorang yang mengoptimalkan otak kanan. Sebab jalan pikiran otak kanan itu luwes dan selalu ada saja. Sepertinya sudah kepepet dan tersudut tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi bagi yang otak kanannya bekerja pasti bisa mengatasinya. Otak kanan inilah yang harus dimiliki dan difungsikan oleh para pebisnis dan juga setiap orang pada umumnya.
Saya tidak bisa menjelaskan rangkuman atau keseluruhan isi buku tersebut. Kat-kata Terlarang pada judulnya sudah pasti membuat orang tertarik membacanya. Isinya seakan-akan jangan sampai buku yang sudah kita baca ini jatuh ke tangan saingan, baik bisnis atau hal lainnya, karena saking luar biasanya.
Apa saja ke 13 wasiat terlarang itu? Pertama, Tertawa. Di sini penulis mengajak kita untuk bergurau dan menjadi seorang yang humoris. Karena dengan bergurau, orang bisa tertawa. Sedang tertawa sendiri akan mengaktifkan otak kanan. Intinya adalah pentingnya rasa humor. Pokoknya kalau tidak bisa ya dioaksa tertawa, dengan cara menonton atau melihat semua yang bisa bikin tertawa seperti tontonan lawak atau film komedi.
Kedua, Bermain-Main dengan Raja Namrud. Maksudnya sebesar apapun masalah yang sedang dihadapi harus dihadapai dengan penuh percaya diri meskipun sepintas lalu tidak bisa dan bahaya. Humor bahkan di sini masih berlaku dan sangat penting saat bahkan menghadapi maut. Dikiaskan cerita tentang Nabi Ibrahim dan Raja Namrud. Ada cerita guyonan tantang mereka berdua yakni ketika Nabi Ibrahim menghancurkan patung buatan Namrud yang disembah-sembah itu. Ada intrik yang bernada bermain di cerita itu. Orang begitu penting untuk memiliki itu.
Ketiga, Tak Perlu Cantik, Tapi Berceritalah. Ipho memberi contoh Oprah Winfrey yang sepintas lalu tidak cantik itu. Tetapi dia pandai bercerita. Kepandaian orang untuk bercerita membuat dia menjadi magnet dan memiliki dya tarik tersendiri.
Keempat, Berkias Seperti Binatang Jalang. Ini tentang pentingnya membuat metafora. Segala sesuatu yang nampaknya biasa tetapi bila mempau dimetaforakan dengan tepat bisa menambah daya tarik dan kekuatannya.
Kelima, tentu saja saya tidak akan menghabiskan halaman ini untuk mengulas satu persatu. Yang jelas buku ini disampaikan dengan cara yang menarik sekali. Benar dipraktekkan salah satu wsiatnya sendiri, berceritalah. Setiap poin-poin penting selalu digambarkan dengan cara bercerita. (*)