Pembakaran Gas Ikutan Pemborosan Energi
Jumat, 21 Agustus 2015 11:00 WIBOleh Mujamil E. Wahyudi
Oleh Mujamil E Wahyudi
Kota - Pembakaran gas ikutan (gas flare) merupakan pemborosan energi dan meningkatkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang menyebabkan pemanasan global.
Emisi yang dikeluarkan gas suar akan mengganggu masyarakat setempat, tumbuhan dan hewan di area sekitar. Karena jika gas ikutan ini terbakar akan mengeluarkan cahaya dan hawa panas serta menimbulkan bunyi yang gaduh.
"Penyumbang emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global, peringkat teratas merupakan perusahaan-perusahaan migas. Chevron, ExxonMobil, Saudi Aramco dan seterusnya,” ujar Direktur Bojonegoro Institut, AW Saiful Huda, pada BBC, sebutan BeritaBojonegoro.com, Jumat (21/08)
Menurut AW Saiful Huda, sudah banyak perusahaan migas yang mengelola gas flare menjadi energi alternatif. Misalnya pengolahan gas flare dari Lapangan Matoa, Sorong-Papua Barat, area JOB-Pertamina PetroChina.
Contoh lainnya ada PT Pertamina EP UBEP Tanjung yang memanfaatkan
4,56 MMSCFD gas suar untuk suplai sumber energi listrik guna operasional heater, pompa dan
keperluan domestik lainnya.
Gas flare itu, lanjut Saiful Huda, bisa diolah menjadi LPG, LNG dan CNG. Tergantung mana
yang paling memungkinkan dilakukan di Bojonegoro. Selain itu memang masing-masing lapangan minyak berbeda kandungan gas suarnya. Gas suar dari lapangan yang sulit dijangkau dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pabrik pupuk.
"Harga LPG naik terus. Mulai April kemarin harga 12 kilogram sudah
mencapai Rp 142.000 per tabung. Jadinya mesti pandai-pandai berhemat
energi,” ujarnya.
Melihat kondisi defisit energi nasional, seharusnya ExxonMobil selaku operator Blok Cepu, kata dia, turut ambil bagian pemanfaatan gas flare. Bukan justru membakarnya.
"Kalau alasannya ExxonMobil, tidak ekonomis. Ya pastilah itu tidak ekonomis bagi mereka. Tapi bagi kami, ya itu energi yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Saat ini kandungan gas flare di Lapangan Banyuurip Blok Cepu mencapai 16 MMSCFD. Pada saat puncak nanti akan dapat mencapai 50 MMSCFD. (yud/kik)