Kuliner Khas Bojonegoro
Selain Nikmat, Getik Kesambi Berkhasiat Obati Pegal Linu
Kamis, 27 Agustus 2015 17:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kedewan – Anda sudah pernah mendengar kuliner khas di daerah Kedewan namanya getik kesambi?. Kalau belum pernah mendengar, anda boleh menjajalnya. Bisa jadi anda akan ketagihan.
Kuliner khas getik kesambi ini banyak dijumpai di kawasan Desa Beji, Kecamatan Kedewan. Makanan getik kesambi ini bahan dasarnya dari daun kesambi yang banyak ditemukan di kawasan hutan di Kecamatan Kedewan. Lokasi Kecamatan Kedewan ini terletak di daerah perbukitan dan kawasan hutan dan berada di sisi barat wilayah Bojonegoro. Kawasan ini juga dikenal dengan ladang sumur minyak tua yang sudah ada sejak zaman Belanda itu.
Kuliner getik kesambi banyak disajikan di warung-warung makan di daerah Kedewan ini. Getik kesambi juga biasa jadi hidangan sehari-hari warga yang tinggal di daerah perbukitan ini. Selain nikmat, getik kesambi ini ternyata juga mempunyai khasiat dapat mengobati penyakit asam urat, pegal dan linu.
Menurut Mbak Sri, pemilik warung yang menyajikan getik kesambi, mengatakan, sajian getik kesambi ini banyak diminati oleh warga lokal dan juga warga dari luar daerah seperti Cepu dan Blora, Jawa Tengah. Biasanya, kata dia, warung sederhana berdinding kayu miliknya itu ramai dikunjungi pelanggan pada saat hari pasaran kalender Jawa.
“Mereka datang ke sini hanya untuk menyantap sajian getik kesambi ini,” tutur Mbak Sri sambil menyeduh sayuran di warungnya.
Ia menuturkan, untuk satu porsi makan dengan menu sayuran getik kesambi dan ayam goreng dibanderol seharga Rp15.000. Selain bisa disayur, getik kesambi ini juga bisa dijadikan urap-urap atau jadi campuran pecel.
Sementara itu menurut Mbah Uti, salah satu sesepuh Desa Beji menuturkan, sajian getik kesambi ini merupakan warisan nenek moyang sejak zaman dahulu. Getik kesambi ini, kata dia, dulunya tidak sembarang waktu disajikan melainkan hanya pada saat ritual tertentu seperti sedekah bumi dan Hari Raya Idul Fitri. Saat ini, kata dia, menu getik kesambi ini juga sering disajikan pada saat acara hajatan sunatan atau perayaan pernikahan.
“Getik kesambi ini boleh dikatakan merupakan menu istimewa dan hanya dihidangkan pada saat acara tertentu,” ujarnya.
Menurut Mbah Uti, menu getik kesambi ini bahan utamanya daun kesambi yang mudah ditemukan di sekitar hutan dan pekarangan rumah warga. Hanya saja, daun kesambi bisa dipetik untuk bahan makanan ini sewaktu muda atau baru saja trubus. Biasanya ini adalah pada waktu musim kemarau seperti ini daun kesambi banyak diambil oleh warga setempat.
Untuk dapat menikmati santapan kuliner daun kesambi ini ada beberapa proses yang harus dilakukan. Setelah daun dipetik dari pohon, maka daun akan dipilih yang muda kemudian direbus sampai matang. Kemudian, daun kesambi ditiriskan dengan diremas-remas hingga tak tersisa air rebusan tadi selanjutnya dijemur sampai kering. Penjemuran ini menentukan cita rasa daun kesambi ketika dimasak nanti. Daun kesambi kering sebelum diolah akan direbus kembali agar rasa semakin enak. Warga Desa Beji punya trik khusus saat perebusan yakni menggunakan air cucian beras agar menambah cita rasa dan membuat tekstur kesambi menjadi empuk. Bumbu yang digunakan antara lain bawang merah, bawang putih, cabai, ketumbar dan kencur serta garam dan ditambahkan keluwek. Setelah halus bumbu akan ditumis kemudian dimasak bersama ayam kampung dan daun kesambi yang telah direbus.
Terakhir adalah memasukkan santan ke dalam masakan yang telah mendidih dan getik kesambi siap dihidangkan. Cita rasa gurih dan aroma wangi membuat siapapun tak sabar menyantap sayur yang ternyata berkhasiat untuk menyembuhkan asam urat dan pegel linu ini. (rul/kik)