Kapolres Bojonegoro Tinjau Lokasi Tanggul Jebol di Baureno
Sabtu, 01 Oktober 2016 20:30 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro Kota- Berita tentang jebolnya tanggul air di Desa Pucangarum Kecamatan Baureno terdengar hingga ke telinga Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu S. Bintoro. Sabtu (01/10/2016) siang tadi sekira pukul 11.30 WIB, beserta beberapa pejabat utama Polres seperti, Kabag Ops, Kabag Sumda, Kabag Ren, Kasat Sabhara, Kasat Tahti dan Kasium meninjau langsung ke lokasi.
Sebelumnya, Jumat (30/9) sore Kapolres juga kemarin sudah memerintahkan Kapolsek Baureno melalui Bhabinkamtibmas untuk membantu memperbaiki tanggul yang jebol bersama anggota Babinsa dan anggota BPBD. Sampai di tempat jebolnya tanggul, Kapolres juga ikut membantu mengangkat pasir yang sudah diisi di dalam karung beserta pejabat utama Polres.
Mengetahui adanya tanggul yang jebol, Kapolres langsung perintahkan anggota untuk langsung turun ke lapangan dan mengatasinya bersama masyarakat. "Alhamdulillah tanggul langsung bisa di deperbaiki bersama anggota Bhabinkamtibmas, Babinsa serta BPBD,” terang Kapolres saat meninjau langsung lokasi tanggul jebol.
Masih dari keterangan Kapolres, bahwa syukur Alhamdulillah juga sawah yang tergenangi akibat luapan air sungai ini sudah selesai panen, sehingga yang saat ini tergenang baru mau memulai persemaian sekitar dua minggu. Dari kemarin saat diketahui tanggul jebol pukul 04.00 WIB sampai saat ini tim gabungan kolaborasi dari Polsek Kanor dan Polsek Baurno karena posisi tanggul berbatasan di kedua wilayah tersebut, Babinsa dan BPBD masih mengerjakan tanggul yang jebol.
Saat ini yang baru bisa dikerjakan oleh tim gabungan yaitu pemasangan kawat bronjong serta menumpuk karung-karung yang berisi pasir untuk membendung laju air. Adapun data-data kerugian yang di alami oleh petani disekitar Kecamatan Kanor akibat luapan sungai Bengawan Solo adalah:
Di Kecamatan Kanor:
1. Desa Kabalan
- Persemaian padi: 2,4 ha (untuk 80 ha sawah), kerugian yang ditaksir Rp 32 juta
- Jagung: 30 ha. kerugian yang ditaksir Rp135 juta
- Lombok: 5 ha. kerugian yang ditaksir Rp300 juta
2. Desa Sarangan
- Jagung: 12 ha. kerugian yang ditaksir Rp54 juta
3. Desa Cangaan
- Persemaian padi: 2 ha (untuk 61 ha sawah). kerugian yang ditaksir Rp26,6 juta
- Jagung: 5 ha. kerugian yang ditaksir Rp22,5 juta
4. Desa Simbatan
- Persemaian padi: 2 ha (untuk 60 ha sawah). kerugian yang ditaksir Rp26,6 juta
5. Desa Piyak
- Persemaian padi: 0,15 ha (untuk 5 ha sawah). kerugian yang ditaksir Rp2 juta
- Jagung: 1 ha. kerugian yang ditaksir Rp4,5 juta
- Jalan poros desa tergenang: 10 m
- Jalan lingkungan tergenang: 50 m
6. Desa Tambahrejo
- Jagung: 67 ha. kerugian yang ditaksir Rp 301 juta
- Lombok: 20 ha. kerugian yang ditaksir Rp 1.200juta
7. Desa Kanor
- Jagung: 9 ha. kerugian yang ditaksir Rp 40,5 juta
8. Desa Semambung
- Jagung: 29,5 ha. kerugian yang ditaksir Rp 132 juta
- Lombok: 0,5 ha. kerugian yang ditaksir Rp 30 juta
9. Desa Pilang
- Jagung: 15 ha. kerugian yang ditaksir Rp 67,5 juta
10. Desa Gedongarum
- Jagung: 9 ha. kerugian yang ditaksir Rp 40,5 juta
11. Desa Kedungprimpen
- Persemaian padi: 9,75 ha (untuk 325 ha sawah). kerugian yang ditaksir Rp 130 juta.
12. Desa Pucang Arum Kecamatan Baurno yakni
-130 Lahan kosong,sudah panen.
-35 hektar tanaman padi umur 3 mnggu. kerugian yang ditaksir Rp 130 juta
(her/moha)
Foto Kapolres membantu warga di lokasi tanggul jebol Kaliapur Desa Pucangarum Baureno