Pawai Budaya Tingkat SD dan SMP
SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro Usung Tema Asal Usul Desa Banjarsari
Minggu, 02 Oktober 2016 17:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro Kota – Perayaan pawai budaya tingkat SD dan SMP dalam rangka Hari Jadi Bojonegoro ke-339 tahun berlangsung semarak. Pawai budaya itu diikuti 32 peserta kategori SD dan 11 peserta kategori SMP.
SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro ikut dalam pawai budaya tersebut. Kali ini, SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro mengusung konsep asal usul atau sejarah Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.
Menurut Eni Sutriany SPd, ketua panitia pawai budaya SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro, asal usul Desa Banjarsari menarik untuk digali dan dilestarikan. Oleh karena itu, sejarah desa di pinggir Sungai Bengawan Solo itu sengaja diusung sebagai tema pawai budaya.
Ia menceritakan, dulu ada seorang tokoh yang bernama Buyut Wiropati yang merupakan tokoh babat alas Desa Banjarsari. Ia tokoh yang dikenal mampu menumbuhkan rasa keadilan, kemanusiaan, kesetiaan, dan persatuan.
Buyut Wiropati adalah salah satu tumenggung pelarian dari Keraton Mataram. Karena perbedaan paham ketika perang antara Pajang dan Mataram, ia memilih menghindar dari pertempuran. Ia mengembara dan berhenti di sebuah hutan di seberang Sungai Bengawan Solo.
Kemudian, di situlah ia membuat permukiman di daerah yang berbanjar-banjar yang akhirnya diberi nama Desa Banjarsari. Suatu ketika istrinya, Nyi Wiropati sedang mencuci beras di tepi Sungai Bengawan Solo. Namun, nahas Nyi Wiropati diterkam oleh bajul putih (buaya putih) dan dibawa ke dasar sungai.
Melihat itu, Buyut Wiropati menyelamatkan istrinya dengan berkelahi melawan bajul putih hingga ke daratan. Ia berhasil mengalahkan bajul putih tersebut dan menali leher bajul putih itu dengan tali ijuk. Bajul putih pun menyesali perbuatannya dan dilepaskan kembali ke Sungai Bengawan Solo.
“Kisah perkelahian Buyut Wiropati dengan Bajul Putih itu menjadi legenda,” ujar Eni Sutriany. (her/kik)