Ciptakan Energi Alternatif, Tiga Siswa SMP Sabet Juara Nasional
Jumat, 07 Oktober 2016 13:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro Kota-Jika panas energi sinar matahari hanya bisa dimanfaatkan sebagai energi dengan menggunakan panel surya, namun ditangan mereka energi matahari bisa dimanfaatkan dengan menggunakan air.
Wajah M. Taufiqul Huda, Ahmad Jabar Ilmi, dan Aulia Citra Ayu Mustika masih berbinar kemarin (07/10/2016) saat ditemui beritabojonegoro.com (BBC). Raut kebahagiaan masih terpancar dari tiga siswa tersebut. Maklum, mereka baru saja meraih medali perunggu dalam sebuah perlombaan yang cukup bergengsi. Lomba penelitian siswa nasional (LPSN). Sebuah lomba yang digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) setiap tahun. Pesertanya berasal dari seluruh siswa Indonesia.
Tiga siswa kelas VIII di SMPN 2 Bojonegoro itu menyabet juara karena hasil penelitian mereka memang menarik. Mereka menemukan cara membuat energi alternatif dengan menggunakan media sederhana, yaitu sinar matahari. Jika panas energi sinar matahari hanya bisa dimanfaatkan sebagai energy dengan panel surya, namun ditangan mereka energi matahari bisa dimanfaatkan dengan menggunakan air. ‘’Cara ini memang baru,’’ kata Taufiqul.
Cara kerja yang mereka gunakan cukup sederhana. Yaitu membuat semacam kaca pembesar dari plastik mika dan air putih. Cara kerja yang mereka gunakan juga sama dengan kaca pembesar. Yaitu pembiasan cahaya. Jika kaca pembesar dipanaskan dibawah sinar matahari, akan keluar fokus cahaya yang panas. Benda yang terkena fokus cahaya itu biasanya akan terbakar.
Kali ini, yang digunakan untuk membiaskan cahaya bukan kaca pembesar. Melainkan air yang ada di plastik mika itu.
Cara membuat kaca pembesar ini cukup mudah. Namun, disitulah seni penelitiannya. Pertama mereka membuat empat tiang dengan panjang dua meter dan diameter satu meter. Diatasnya diberi plastik mika bening. Setelah itu diatas plastik mika diberi air satu sampai dua liter. Air tersebut berfungsi untuk mencembungkan mika.
Setelah itu, taruh dibawah sinar matahari. Maka, akan terjadi pembiasan cahaya. Pembiasan cahaya tersebut akan menghasilkan fokus cahaya. Fokus cahaya tersebut akan panas layaknya kaca pembesar yang terkena cahaya matahari. Bahkan, ini lebih panas. Lima liter air bisa menghasilkan 252 kalor panas. Sedangkan watt panasnya mencapai 84. ‘’Kami ujicoba dengan telur yang diteflon, hasilnya matang sempurna,’’ sambung Aulia Citra.
Penemuan mereka tersebut berhasil menyabet medali perunggu pada LPSN. Mereka cukup bangga dengan penemuan ini. Namun, mereka mengakui bahwa penemuan tersebut masih sempurna. Sebab, alat yang mereka gunakan masih belum simpel. Untuk mencobanya ditempat lain, mereka masih harus membongkar alatnya. Namun, alat itu bisa segera diaplikasikan sebagai alat pengering. ‘’Misalnya untuk mengeringkan kerupuk, tinggal ditaruh di aluminum. Jika alumunium terkena panas cahaya fokus akan panas merata,’’ ungkapnya.
Ide untuk membuat berasal dari mereka bertiga. Mereka mengetahui bahwa kaca cembung tidak hanya digunakan untuk melihat saja. Melainkan juga bisa digunakan untuk menyimpan panas. ‘’Jadi, setelah diskusi panjang akhirnya kami menemukan ini,’’ ungkapnya.
Penemuan mereka tersebut bisa dikembangkan menjadi energy alternatif. Namun, untuk menuju ke arah tersebut mereka memerlukan penelitian lebih lanjut.