Endemi Demam Berdarah, Kampung Banjarsari Difogging
Sabtu, 15 Oktober 2016 22:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro Kota – Lingkungan RT 20 dan RT 21 RW 03, Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, endemi demam berdarah. Sejak sebulan terakhir, empat bocah yang tinggal di kampung ini terjangkit demam berdarah.
Warga sudah beberapa kali meminta agar kampung di tepi Sungai Bengawan Solo ini diberi pengasapan (fogging). Kendati demikian, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro tidak kunjung melakukan pengasapan atau fogging.
“Kami sudah melaporkan adanya kasus demam berdarah ini ke pihak desa dan kecamatan. Kami berharap pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro segera melakukan fogging. Namun ternyata, pengasapan itu tak kunjung dilakukan,” ujar Ida Sulistiyana, 38, warga RT 21 RW 03, Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk.
Ia menuturkan, dulu kegiatan pengasapan sering dilakukan saat memasuki musim hujan. Dampaknya, kasus demam berdarah tidak ditemukan di perkampungan ini. Namun, sejak kegiatan fogging itu tidak dilakukan, maka penyebaran penyakit demam berdarah yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti mewabah.
“Sudah ada empat bocah yang jatuh sakit terkena demam berdarah,” ujarnya.
Menurut Ketua RT 21 RW 03, Desa Banjarsari, Rosyid, 68, di perkampungan Banjarsari memang banyak terdapat rawa-rawa, kubangan air, dan juga kandang sapi dan kambing milik penduduk.
“Penyebaran demam berdarah di kampung Banjarsari ini memang membuat cemas penduduk,” ujarnya.
Ia mengaku sudah melaporkan kasus demam berdarah itu pada pihak desa dan kecamatan. Namun, kata dia, respon dari pemerintah hingga kini belum ada. Malah, kata dia, salah satu relawan dari salah satu partai yang lebih dulu melakukan pengasapan. (her/kik)