Pilkades di Tiga Desa Rawan Konflik
Rabu, 30 November 2016 08:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro - Sejumlah personil dari 17 satuan polres jajaran yang ada di wilayah Jawa Timur sudah tiba di Kabupaten Bojonegoro untuk membantu proses pengamanan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak yang akan digelar mulai hari ini, Rabu (30/11/2016).
Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Bojonegoro, AKBP Wahyu Sri Bintoro mengungkapkan, sebelumnya pihaknya telah menggelar ikrar damai yang dilakukan sebanyak 84 orang calon kepala desa di 32 desa. Ikrar damai dilakukan pada Sabtu (26/11/2016).
"Masing-masing kepala desa komitmen menjaga pendukungnya agar tidak membuat tindak pidana. Sehingga pelaksanaan pilkades tidak mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat," ujarnya, Rabu (30/11/2016).
Menurutnya, dari hasil pemetaan wilayah, pelaksanaan pilkades serentak yang dianggap rawan terjadi konflik ada tiga desa. Tiga desa itu yakni Desa Tlaga Agung Kecamatan Baureno, Desa Sumur Agung Kecamatan Sumberejo dan Desa Pelem Kecamatan Purwosari.
"Di tiga daerah itu pernah terjadi konflik antar pendukung calon kepala desa, termasuk banyaknya yang melakukan botohan dan masuk dalam ring satu," jelasnya.
Sedangkan dalam pelaksanaan pilkades serentak yang masuk dalam ring dua, ada 19 desa dan 10 desa aman. "Proses yang paling rawan pada saat perhitungan suara dan pada saat pengawalan kotak suara dari balai desa menuju kecamatan," jelasnya.
Dalam pengamanan disetiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) ada 15 personil. Namun di daerah rawan, seperti ring satu, Polres Bojonegoro akan menyiagakan sebanyak satu kompi dari Satuan Brimob, di ring dua disiagakan satu pleton Dalmas.
"Dalam pengamanan ini kita melibatkan 17 jajaran BKO dari Polres Jawa Timur, TNI, Satpol PP dan Dalmas. Dengan total anggota sebanyak 1.637 personil," pungkasnya.
Sekadar diketahui, untuk mengantisipasi adanya kerawanan antar pendukung calon kepala desa pihak Polres Bojonegoro juga telah melakukan simulasi kerawanan. Dalam simulasi itu, diceritakan massa dari para pendukung calon kades tidak terkma dan melakukan aksi kerusuhan di balai desa. (her/kik)